Jumlah Siswa SMP Negeri Turun, Tak Ada Curang di PPDB Surabaya
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengklaim jumlah siswa yang diterima di SMP Negeri tahun ini hanya 17.044 dari total kelulusan siswa SD sebesar 38.000. Sehingga ia menegaskan tidak ada kecurangan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang mengakibatkan sekolah swasta kekurangan murid.
Eri menyebut, bahkan jumlah tersebut terus turun sejak dua tahun lalu. Pada tahun 2021 yang diterima di SMP Negeri sekitar 20 ribuan, lalu 2022 yang diterima 17.900 siswa dan tahun ini 17.044. "Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang diterima di SMP Negeri terus turun sejak beberapa tahun terakhir," kata Eri Sabtu, 22 Juli 2023.
Sementara itu, untuk jumlah pelajar yang diterima di sekolah swasta, Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) mencatat ada 14 ribu pada tahun ini. Jumlah ini diyakini akan naik, karena masih ada sekolah swasta yang belum mendaftarkan siswa barunya ke Dispendik.
"Nah, yang belum daftar ke sekolahkan ada sekitar 7 ribu dari total lulusan tahun ini. Kalau sisanya itu (7 ribu anak) ke pondok ternyata, maka basis agama lebih kuat. Jadi negeri dan swasta harus diubah dengan basis agama," kata Eri.
Meski demikian, pihaknya memastikan akan ada evaluasi bersama dengan sekolah swasta. Paparan penerimaan siswa di SMP Negeri juga akan dilakukan supaya tidak timbul prasangka buruk dalam masyarakat.
"Jadi nanti sekolah negeri dan swasta evaluasi, tapi jangan pakai pemikiran sendiri-sendiri. Kita buka semuanya datanya. Kalau swasta yang muridnya kecil terus ya, harus introspeksi,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh memastikan, tidak ada sekolah negeri yang membuka pendaftaran setelah PPDB usai. Kecuali, bila ada siswa yang mengundurkan diri dan ada pagu kosong.
Mengenai, cabut berkas yang dikeluhkan SMP swasta, pihaknya mengungkapkan bahwa hal tersebut terjadi karena biasanya orang tua melakukan pendaftaran ganda, yakni di SMP negeri dan swasta secara bersamaan.
"Makanya itu, nanti kita akan menyatukan database antara sekolah negeri dan swasta. Semisal, ada yang ikut reguler PPDB negeri tapi daftar swasta juga. Kedepannya akan diakomodir supaya database jadi satu," tandasnya.