Jumat Terakhir, Jemaah Haji Diimbau Tidak Salat di Masjidil Haram
Hari ini Jumat terakhir menjelang pelaksanaan puncak haji. Jemaah haji Indonesia diimbau menunaikan salat Jumat di masjid terdekat atau di hotel yang menyelenggarakan salat Jumat.
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Subhan Cholid mengatakan, jemaah haji sebaiknya tidak ke Masjidil Haram untuk salat Jumat.
"Bertepatan dengan hari Jumat dan Masjidil Haram akan sangat padat. Demi menjaga keselamatan dan keamanan jemaah haji, kami mengimbau alangkah baiknya kalau jemaah manfaatkan masjid-masjid sekitar area perhotelan atau hotel menyelenggarakan Jumatan," papar Subhan, di Kantor Daerah Mekah PPIH Arab Saudi.
Menurut Subhan, pada Jumat, semua angkutan transportasi disetop pada pukul 9 pagi. Baru beroperasi kembali seusai salat Jumat.
Di sisi lain, bus-bus juga sudah mulai ditarik untuk persiapan angkutan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Dampaknya, jemaah haji akan kesulitan mendapatkan bus untuk kembali ke hotel.
"Kalau besok tetap akan Jumatan di Masjidil Haram, siap-siap pulang naik taksi," kata Subhan.
Selanjutnya, bus-bus shalawat akan sepenuhnya berhenti beroperasi pada Sabtu 24 Juni 2023. Bus shalawat merupakan transportasi dari area perhotelan jemaah haji Indonesia ke Masjidil Haram dan sebaliknya.
Bus shalawat baru akan kembali beroperasi seusai puncak haji, yakni mulai 14 Zulhijjah (2 Juli).
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Musthafa Jakarta KH Zulfa Mustofa mengingatkan jemaah tentang kesepakatan ulama. Menunaikan salat, khususnya salat berjamaah, di mana pun di Tanah Haram, ganjaran pahalanya sama dengan salat di Masjidil Haram.
Selain itu, demi menjaga kondisi tubuh, jemaah haji sebaiknya fokus pada puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).
"Dalam Islam kita harus memahami skala prioritas karena haji intinya Armina maka sebaiknya para jemaah terkait salat Jumat besok, salat lah di masjid terdekat atau di hotel yang menyediakan," pesan Kiai Zulfa.
Advertisement