Juara Roland Garros, Rafa Nadal Ternyata Sempat Tak Percaya Diri
Rafael Nadal telah meraih gelar ke-13 di Roland Garros setelah menundukkan Novak Djokovic di final, Senin 12 Oktober 2020. Sebuah torehan besar yang membuatnya menjadi raja lapangan tanah liat. Namun di balik kesuksesannya kali ini, ternyata Nadal sempat tak percaya diri.
Seperti dikutip dari Marca, Nadal mengaku mengambil referensi pertemuan terakhirnya di lapangan tanah liat di Roma, Italia. Dari situ, ia memodifikasi teknik bermainnya agar tak terbaca oleh petenis nomor satu dunia itu.
Namun untuk mengimplementasikan, menurutnya tak mudah karena sebelum turun di turnamen Prancis Terbuka ini, ia mengalami sejumlah masalah fisik. Bahkan pada awal-awal ia memutuskan ingin kembali ambil bagian di turnamen ini, ia merasa fisiknya tak menunjang.
Di awal-awal latihan, ia merasa tak percaya diri karena kesulitan untuk mengembalikan permainan terbaiknya. Bahkan, Nadal sempat berpikir bahwa dia tidak bisa menjuarai Prancis Terbuka kali ini.
“Bulan-bulan terakhir terasa sulit karena Anda hidup dengan masalah yang berkelanjutan pada tingkat sosial dan pribadi. Ini kenyataan bahwa setelah penguncian, saya mengalami dua bulan yang buruk. Tubuh saya tidak merespons dengan cara terbaik, saya telah menghabiskan waktu berminggu-minggu tidak dapat banyak berlatih, dan juga dengan sensasi tubuh yang tidak menyenangkan ketika saya benar-benar dapat berolahraga,” kata Nadal seperti dikutip dari Marca.
Namun ia merasa beruntung karena memiliki keluarga dan tim yang selalu berada di dekatnya saat ia membutuhkan bantuan, terutama untuk menyuntikkan semangat. Perlahan-lahan Nadal berupaya melawan kendala itu dengan berlatih keras. Meski berulang kali ia merasa tak nyaman dengan fisiknya selama masa penguncian Covid-19.
Nadal sendiri sempat tak yakin bisa melakukan sejumlah teknik dengan baik sesaat sebelum bertemu Djokovic. Namun, upayanya untuk tampil semaksimal mungkin di pertandingan itu membantu Nadal menemukan penampilan terbaiknya. Hasilnya, Djokovic pun dilibas dalam tiga set, 6-0, 6-2, dan 7-5.
Sedih Tak Bisa Berbagi
Kendati berhasil meraih gelar bergengsi, Nadal ternyata juga merasakan sedih di hatinya. Rasa ini menghinggapi Nadal karena ia tak bisa berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang ia cintai, termasuk pendukungnya.
Hal ini tak lain karena pertandingan tersebut tidak boleh disaksikan penonton. Sehingga ia merasa ada yang hilang selama pertandingan maupun sesudah pertandingan. Maklum, tidak ada tepuk tangan dan riuh penonton yang mewarnai pertandingan ini.
“Ini merupakan kasus di mana kami merasa sedikit tidak nyaman. Kami berada dalam saat yang menyedihkan di mana Anda tidak dapat berbagi sesuatu dengan orang yang Anda cintai. Ini adalah situasi yang lebih tidak menyenangkan daripada yang biasa kita alami,” terang Nadal.
Namun Nadal mengaku sangat puas dengan capaiannya kali ini. Pasalnya, tak sia-sia ia menjaga fokus dan memiliki sikap kompetitif selama turun di turnamen ini.