Juara Piala Afrika, Punggawa Aljazair Melakukan Ini
Banyak cara yang dilakukan sebuah tim saat memenangi sebuah turnamen besar yang mereka ikuti. Berjingkrak kegirangan itu pasti, bertingkah konyol juga kerap terlihat pada prosesi selebrasi. Namun ada juga yang merayakannya dengan cara religius seperti yang dilakukan para penggawa Aljazair, sesaat setelah memastikan kemenangan 1-0 atas Senegal di final Piala Afrika 2019.
Seperti yang terlihat dalam unggahan foto akun resmi Piala Afrika di Twitter, tampak seluruh skuat Aljazair berbaris rapi memanjang seraya bersama-sama melakukan sujud syukur di tengah lapangan. Hal itu dilakukan pemain tim berjulukan Si Hijau sebagai wujud syukur mereka pada Tuhan atas gelar keduanya itu.
Bagi pecinta sepak bola Indonesia, selebrasi semacam ini sudah tak asing lagi. Pasalnya, perayaan religius semacam ini pernah populer di era Timnas U-19 ketika menjuarai Piala AFF 2013 di Sidoarjo. Sama dengan yang dilakukan para pemain Aljazair, saat itu para pemain muslim yang menghuni Timnas U-19 juga melakukan hal yang sama. Bedanya, sujud syukur pemain Aljazair dilakukan dengan berjajar rapi.
Terlepas dari itu, sujud syukur atas kenikmatan yang diberikan Tuhan atas gelar juara yang mereka dapatkan memang pantas dilakukan. Selain bentuk untuk mengingat Tuhannya, para pemain Aljazair tampaknya layak berterimakasih pada Tuhan karena mereka terhindar dari kekalahan meski digempur Senegal nyaris sepanjang 90 menit laga berjalan.
Di pertandingan ini Aljazair dipaksa lebih banyak bermain di area mereka sendiri, dan menahan serbuan para pemain Senegal yang bertubi-tubi. Beruntung, meski berkali-kali Senegal memiliki peluang emas untuk menyamakan kedudukan, bahkan bisa mengungguli Aljazair andai semua kans itu mampu dikonversi menjadi gol, Aljazair tetap keluar sebagai pemenang.
Cara menang yang mungkin tak pernah mereka duga sebelumnya, karena gol Aljazair yang diceploskan Baghdad Bounedjah di menit ke-2 berbau keberuntungan.
Betapa tidak, ada kemungkinan tendangan Bounedjah tak bersarang ke gawang Senegal andai tak mengenai kaki Salif Sane. Sebab, kontak bola dengan kaki Sane itu pula yang membuat bola melambung tinggi, dan di luar dugaan menghujam ke gawang Alfred Gomis.
Aljazair pun akhirnya keluar sebagai juara turnamen ini, karena hingga laga usai, Senegal tak mampu menjaringkan bola. Bagi Aljazair, kemenangan ini tentu sebuah berkah besar yang patut mereka syukuri.