Jomblo yang Intelek, Jomblo pun Saleh
Banyak tokoh besar dan berpengaruh di dunia Islam sepanjang zaman dari berbagai disiplin ilmu dan aliran memilih n'jomblo. Al-Thabari, Zamakhsyari, Rabiah Adawiyah, Ibn Taymiyah, Imam Nawawi, Abul Ala al-Maarri, Khadijah bin Suhnun, Jamaluddin Al Afghani, Abbas Aqqad, Abdurrahman Badawi, Karimah al-Marwaziyyah, Said Nursi, dll.
Demikian disampaikan KH Husein Muhammad, kiai aktivis Islam dan Jender. Disampaikan dalam seminar Nasional di IAIN Syekh Nurjati, Cirebon, belum lama ini. Temanya amat menarik : "Memilih Jomblo". Hadir sekitar 300 mahasiswa-mahasiswi dan sejumlah dosen. Hadir dekan Fak. Ushuluddin dan Kajur Hadits-Ilmu Hadits.
Mayoritas besar mahasiswa adalah jomblo. Wajah mereka tampak antusias, mendengarkan dan mencatat.
Usai itu, dibuka dialog. Nah ternyata mayoritas yang "ngacung" menyampaikan "Curhat" dan "Konsultasi".
Ada yang bertanya, "Apakah cinta itu?", "Apakah jodoh itu"?.
Kiai Husein Muhammad menjawab :
Cinta adalah rasa.
Essensinya tak diketahui
Ini sungguh menakjubkan
Sungguh menakjubkan.
Ada juga yang bertanya apakah "jodoh" itu. Aku menjawab meski mungkin salah: "tanasub al-ruhain", kesesuaian dua ruh atau chemistry".
Akhirnya, dikatakan : jika anda ingin mengetahui para tokoh besar yang jomblo sampai akhir hayat berikut alasannya, bisa membaca buku saya "Memilih Jomblo, Kisah para Intelektual Muslim yang berkarya sampai akhir Hayat", terbit tahun 2015.
Aku bilang , aku sering hadir dalam akad nikah seseorang. Kadang menjadi wakil wali, kadang khutbah dan kadang jadi saksi. Pada setiap moment itu, hampir selalu disampaikan hadits Nabi :
Ia biasa diterjemahkan : "Nikah itu sunnahku. Barangsiapa yang tidak suka sunnahku, maka dia bukan bagian dariku".
Aku bertanya : apakah makna "Sunnah" di situ?. Apa pula arti "bukan dari aku"?. Apakah berarti bukan dari golonganku? Apakah non muslim?.
Lalu aku juga bertanya: apakah semua "Af'al al-Nabi" (perbuatan Nabi) merupakan "sunnah"?. Berpahala?. Bukankah banyak hal yang dilakukan Nabi juga dilakukan orang-orang sebelumnya. Misalnya makan kurma, roti gandum, naik unta, pakai gamis, kalau perang pakai pedang, panah, dll.
Pertanyaan berikutnya : apakah para ulama yg menjomblo itu tidak tahu hadits tersebut?. Ibn Taimiyah, Imam Nawawi dan Karimah al-Marwaziyyah adalah "Muhaddits", ahli hadits besar. Apa pandangan mereka tentangnya?. Mengapa mereka justeru memilih tidak menikah?. Adakah sesuatu yang lebih penting bagi mereka daripada menikah?.
Pertanyaan terakhir. Apakah orang jomblo itu bukan orang soleh?.
Begitulah.
26.10.19
HM
Advertisement