Jokowi Tiba di Tanah Air dari Australia-Selandia Baru
Presiden Joko Widodo tiba kembali di Tanah Air, Selasa pagi, setelah kunjungan dari Australia dan Selandia Baru sejak Jumat (16/3).
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 yang membawa Presiden dan rombongan mendarat di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa sekitar pukul 04.50 WIB.
Turut menyertai Presiden dan Ibu Iriana dalam perjalanan kembali ke Tanah Air, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri/Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Selain itu, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/KPN Andri Hadi, Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi dan Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono.
Tampak menyambut Presiden dan Ibu Iriana, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Mulyono.
Selain itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, Kasum TNI Laksdya TNI Didit Herdiawan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua DPRD Prasetyo Edi Marsudi.
Selama tiga hari berada di Australia, sejak Jumat (16/3) hingga Minggu (18/3), Presiden menghadiri KTT Istimewa ASEAN-Australia 2018, jalan kaki pagi bersama duta toleransi muda Indonesia, mengadakan pertemuan bilateral dengan PM Australia Malcolm Turnbull, bertemu dengan pemuda lintas agama dari Indonesia dan Australia, berbicara di CEO Forum dan bertemu dengan penerima New Colombo Plan.
Saat berbicara di CEO Forum (17/3), Presiden mendorong pengusaha Australia untuk berinvestasi di ASEAN karena berbagai keunggulan ASEAN baik dari segi geografis maupun demografis menjadikan ASEAN sebagai poros perekonomian baru dunia.
"Poros perekonomian dunia sedang bergeser dari Atlantik ke Pasifik, pertumbuhan ekonomi tertinggi saat ini ada di Asia Pasifik. Lalu siapa yang tepat berada di tengah-tengah Asia Pasifik, adalah ASEAN," kata Presiden ketika itu.
Sementara dalam kunjungan kenegaraan ke Selandia Baru selama dua hari, sejak Minggu, 18 Maret malam hingga Senin 19 Maret, Presiden mengawali kegiatan dengan jalan kaki bersama pelajar Indonesia.
Setelah itu, mengadakan pertemuan dengan Gubernur Jenderal Selandia Baru Patsy Reddy, PM Selandia Baru Jacinda Ardern, Ketua Oposisi (Ketua Partai Nasional Selandia Baru) Simon Bridges, bertemu dengan para CEO Selandia Baru dan diakhiri dengan menyapa masyarakat Indonesia yang berada di Selandia Baru.
Di Selandia Baru, Presiden mempromosikan kopi Indonesia kepada PM Selandia Baru, Gubernur Jenderal Selandia Baru dan jajaran menteri Selandia Baru karena masyarakat Selandia Baru dikenal sebagai penikmat kopi.
Sedangkan Indonesia adalah salah satu produsen kopi terbesar di dunia memiliki banyak jenis kopi, mulai dari kopi bali, kopi sumatra, kopi jawa, kopi toraja, hingga kopi luwak.
"Jangan lupa, jika minum kopi, minumlah kopi Indonesia," ucap Presiden saat menghadiri jamuan santap siang kenegaraan di Government House, 19 Maret.
Presiden berharap diplomasi kopi akan menjadi perekat baru hubungan Indonesia dan Selandia Baru. "Diplomasi kopi akan menjadi perekat baru hubungan bilateral kita. Hubungan bilateral yang baik yang sudah terjalin selama 60 tahun," tutur Presiden.
Sementara itu dalam Forum Bisnis Indonesia-Selandia Baru yang digelar di Auckland, Selandia Baru pada 16-18 Maret 2018, delegasi bisnis Indonesia mempromosikan kopi, minyak kelapa sawit, energi terbarukan, dan jasa tenaga kerja kepada para calon pembeli/ 'buyer' di Selandia Baru.
Dalam forum bisnis tersebut tercatat penjualan komoditas Indonesia sebesar 9,7 juta dolar AS dan enam juta dolar AS di antaranya didapat dari kopi.(ant)
Advertisement