Jokowi Perkasa di Mataraman dan Tapal Kuda, Tapi Lemah di Madura
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan tingkat elektoral politik pasangan calon (paslon) Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin, kian meninggalkan Prabowo-Sandi.
Berdasarkan hasil survei Charta Politika yang dilakukan secara profesional bekerjasama dengan Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi - Ma'ruf, Jawa Timur paslon nomor urut 01 meraih 54 persen suara. Sedangkan paslon nomor urut 02 yakni Prabowo Subianto - Sandiaga Uno hanya mendapat 30 persen suara.
"Selisih Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo 24 persen. Ini naik 10 persen pasca penetapan paslon oleh KPU. Karena waktu itu selisihnya masih 14 persen," kata dia saat ditemui di Hotel Bumi, Selasa, 15 Januari 2019.
Hal itu, menurut Yunarto memungkinkan untuk Jokowi-Ma'ruf terus mendongkrak elektoralnya. Kendati demikian, Yunarto mencatat ada beberapa isu yang bisa jadi penghambat naiknya suara tersebut.
"Kinerja diakui semua daerah terutama infrastruktur. Tapi ada yang menahan itu dengan isu SARA, PKI dan dalam kebijakan ekonomi seperti TKA dan Hutang menjadi PR (pekerjaan rumah)," katanya.
Lanjut Yunarto, Jokowi-Ma'ruf menguasai hampir semua kawasan Jatim. Paduan pasangan yang disebut sebagai simbol perwakilan kaum nasional dan religius ini, begitu kuat di wilayah Mataraman.
"Daerah Mataraman dan Tapal Kuda Jokowi-Ma'ruf Amin unggul. Di atas angin Jokowi menang. Saya kira unggul di Jateng dan Indonesia Timur," kata dia.
Meski demikian Yunarto mengakui untuk kawasan Madura suara Prabowo-Sandi masih kuat. Dia menilai, masyarakat pulau garam itu cenderung konsisten pada pilihannya sejak Pilpres 2014.
"Beberapa usaha sudah dilakukan, jembatan Suramadu dinolkan (gratiskan), tapi gaungnya belum terasa. Tapi selama tim langsung turun, potensi perubahan di Madura ada," ujarnya.
Toto juga menuturkan pertarungan Pilpres dan Pileg 2019 baru akan terjadi pada bulan-bulan ini. Yakni pada Januari hingga di detik akhir bulan April nanti. (frd)