Jokowi Minta Perbedaan Keyakinan dapat Menjadi Pemersatu Bangsa
Jakarta: Presiden Joko Widodo, mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh lintas agama di Istana Merdeka, Selasa (16/5) sore. Dalam agenda itu Jokowi berbicara seputar keberagaman sebagai kekuatan bangsa Indonesia. Meski terdapat perbedaan keyakinan, semua pihak disebutnya harus dapat bersatu menjaga kebinekaan dan solidaritas.
"Apa pun agamanya, apa pun sukunya, apa pun golongannya, untuk menjaga kebinekaan dan membangun solidaritas," ujarnya.
Menyikapi dinamika yang terjadi beberapa waktu belakangan ini, Jokowi meminta para pihak maupun kelompok untuk segera menghentikan gesekan-gesekan yang ada. Sebab sesungguhnya semua orang Indonesia adalah saudara sebangsa.
"Jikalau pun dalam beberapa waktu terakhir ini ada gesekan antarkelompok di masyarakat, mulai saat ini saya minta hal-hal tersebut untuk segera dihentikan. Jangan saling menghujat, karena kita ini adalah saudara. Jangan saling menjelekkan, karena kita ini adalah saudara. Jangan saling memfitnah, karena kita adalah saudara. Jangan saling menolak, karena kita ini adalah saudara," tegasnya.
Presiden mengingatkan bahwa gelombang demonstrasi yang terus menerus dilakukan adalah sebuah tindakan yang tidak produktif yang juga harus dihentikan. "Jangan kita saling mendemo, habis energi kita untuk hal-hal yang tidak produktif itu. Kita adalah saudara sebangsa dan se-Tanah Air," ujarnya.
Namun, Jokowi menilai, hal ini adalah hak setiap warganya untuk berekspresi dan mengemukakan pendapat. Tapi, kebebasan yang ada tersebut tentunya harus diiringi dengan tanggung jawab dan tidak melanggar aturan yang ada.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua MUI Ma'ruf Amin menegaskan komitmen para tokoh lintas agama yang hadir dalam pertemuan tersebut. Senada dengan yang disampaikan Presiden, para tokoh memiliki komitmen untuk terus menjaga dan memperkokoh persatuan bangsa.
"Kami bersepakatan dan mendukung upaya-upaya pemerintah, Bapak Presiden, dan seluruh jajarannya untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Kami juga mendukung upaya pemerintah untuk menghentikan segala upaya yang dapat menimbulkan terjadinya konflik di masyarakat," ucapnya.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat yang hendak menyampaikan aspirasinya melalui demonstrasi untuk menjaga kesantunan dan memastikan segala tindakan tersebut tidak melanggar aturan yang berlaku.
"Kami mengimbau kepada masyarakat agar dalam menyampaikan aspirasinya, walaupun Indonesia itu negara yang demokratis, hendaknya disampaikan dalam koridor hukum, kesantunan, dan dengan cara yang akhlakul karimah," ujarnya. (trs)