Jokowi Lebih Condong ke Prabowo Atau Ganjar Pranowo?
Presiden Joko Widodo dalam satu pekan terakhir terlihat gandeng renteng dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Mulai dari jalan pagi di Solo maupun saat menanam bibit kelapa genjah di Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali, Kamis 11 Agustus 2022 kemarin.
Kedekatan Jokowi dengan Ganjar Pranowo tersebut oleh beberapa pengamat politik dimaknai sebagai isyarat Jokowi akan mendukung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.
Tetapi di tengah berkembangnya spekulasi tersebut, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bambang Wuryanto, membuat pernyataan yang cukup mengagetkan. Ia merasa Presiden Joko Widodo lebih dekat dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ketimbang Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo.
"Kalau misalnya Pak Jokowi enggak dekat dengan Pak Prabowo, 100 persen dekat, nyambung. Kalau itu ukurannya, dengan Ganjar susah disambung, perasaannya susah disambung," kata pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu kepada wartawan di Senayan, Jumat, 12 Agustus 2022.
Beda dari Spekulasi
"Ini feeling saya begitu (lebih susah nyambung antara Jokowi dengan Ganjar, lebih nyambung Jokowi dengan Prabowo)," imbuhnya.
Dia menerangkan, Jokowi sudah sejak lama mempertimbangkan sosok Prabowo. Menurutnya, Jokowi pernah bertanya kepada dirinya terkait kemungkinan menjadikan Prabowo sebagai cawapres di Pilpres 2019 silam.
Merespons pertanyaan Jokowi itu, Bambang Pacul mengaku sangat mendukung. Kendati begitu, Bambang Pacul mengaku belum tahu apakah Jokowi akan memilih dan memberikan dukungan kepada Prabowo di Pilpres 2024 mendatang.
"Sebelum 2019 terjadi 'pertempuran', Presiden (Jokowi) pernah tanya saya, 'gimana kalau pendapat sampean, Prabowo wakil saya'. Itu saya jempol," ujarnya.
"Saya enggak tahu (akan dipertimbangkan sebagai suksesor atau tidak)," sambungnya.
Di sisi lain, Bambang Pacul berkata bahwa Jokowi merupakan orang Solo, Jateng yang alam pikirnya sangat dipengaruhi harmonisasi.
Terkait dukungan kepada tokoh tertentu di Pilpres 2024 mendatang, ia meyakini Jokowi akan berdiskusi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebelum mengambil keputusan.
"Soal endorsement Jokowi, saya paham betul, kalau dia punya keinginan pasti akan berdiskusi dengan Ketua Umum. Jadi, apa pun keinginan Jokowi, one day nanti akan diskusi dengan Ketua Umum," tuturnya.
Gerindra Bersyukur
Dalam kesempatan yang sama, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyatakan bahwa hubungan Prabowo dengan Jokowi baik. Menurutnya, hubungan yang baik itu sudah terjalin sejak Jokowi maju sebagai cagub DKI Jakarta pada 2012 silam hingga sekarang.
Muzani menyatakan, pihaknya bersyukur atas hubungan yang baik antara Prabowo dengan Jokowi itu. Pasalnya, menurutnya, Jokowi adalah seorang kepala pemerintahan yang mengendalikan semua kebijakan kementerian, termasuk pertahanan.
"Sehingga kedekatan seorang menteri dan presiden sesuatu yang baik," ucap dia.
Dia menyatakan, Prabowo merasa apa yang dilakukan terhadap Jokowi saat ini ialah upaya memperkuat dan mengefektifkan pemerintahan Jokowi .
Terkait restu dari Jokowi kepada Prabowo untuk maju sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang, Muzani mengaku belum pernah mendengar.
Namun, menurutnya, hal tersebut merupakan hal yang wajar bila benar terjadi, karena Jokowi sudah memasuki periode kedua dan Prabowo merupakan sosok yang kemungkinan bakal maju sebagai capres di Pilpres 2024 nanti.
"Saya belum dengar. Kalau itu terjadi saya kira sesuatu yang wajar, karena Jokowi sekarang periode kedua, kemudian Prabowo mungkin maju. Ketua umum parpol yang insya Allah 13 Agustus ini akan kita putuskan dalam Rapimnas (Gerindra) jadi capres Gerindra," ujarnya.
"Kalau Jokowi, bukan hanya merestui, tetapi saya kira sebagai orang yang demokratis, Jokowi memahami memang seharusnya begitulah sebuah mekanisme kepemimpinan dalam negara demokrasi," tambahnya.
PKB Dekati Gerindra
Pendiri Lingkar Madani, Ray Rangkuti, merasa tidak terlalu yakin Ketum Gerindra Prabowo Subianto akan diduetkan dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) pada Pilpres 2024. Ray juga menilai strategi utama Gerindra adalah berkoalisi dengan PDIP.
"Saya bahkan tidak terlalu yakin kalau Pak Prabowo dicalonkan dengan Cak Imin. Tidak terlalu yakin saya itu (akan terjadi)," kata Ray terpisah.
"Jadi kalau ada yang mengatakan sangat memungkinkan Gerindra untuk mengambil Cak Imin sebagai teman koalisi, justru yang saya lihat sebetulnya adalah pihak PKB yang mau mendekati Gerindra," katanya.
Ray pun membeberkan alasannya menilai PKB yang mendekati Gerindra. Dia menyebut isu koalisi PKB dan Gerindra awalnya dimunculkan oleh PKB.
"Pertama misalnya, ketika isu ini muncul lebih dahulu datangnya dari PKB, bahwa ada keinginan menduetkan Pak Prabowo dengan Cak Imin. Ketika pendaftaran kemarin, saya kira Cak Imin yang datang duluan ke KPU, baru kemudian Pak Prabowo datang belakangan. Dari beberapa situasi lapangan itu justru saya membaca PKB memiliki keinginan yang kuat untuk disandingkan dengan Gerindra," kata dia.
Menurut Ray, Gerindra sendiri belum menyatakan diri akan bergabung dengan PKB. Menurutnya Gerindra masih berpotensi bergabung dengan partai lain, salah satunya PIDP.
"Tapi Gerinda sendiri belum menyatakan diri akan bergabung degan PKB karena mereka punya potensi untuk bergabung dengan partai politik yang lain, dalam hal ini PDI Perjuangan," sebutnya.