Jokowi: Kalau Riset Gagal Ya Jangan Dimasalahkan
Surabaya: Presiden Joko Widodo mengeluhkan banyaknya peratuan yang justru menghambat kemajuan bangsa Indonesia. Karena itu, diperlukan kekuatan politik yang besar untuk membongkar itu semua.
Ia mengemukakan hal itu saat bertemu dengan ratusan pimpinan Jawa Pos Group di Graha Pena, Surabaya, minggu tengah malam (8/10/2017). Selain para pimpinan Jawa Pos Group, sejumlah inovator anak bangsa juga diundang dalam temu presiden dengan tema Transformasi Media di Era Digital ini.
Presiden mengungkapkan tentang perubahan dunia akibat perkembangan teknologi informasi. Perubahan ini membuat bingung para pemimpin dunia dalam menentukan arah kemana kemajuan ini akan dibawa. Kita pun juga harus bergerak cepat untuk merespon perubahan global tersebut jika tidak ingin ketinggalan.
Ia lantas menceritakan upayanya dalam menyederhanakan peraturan yang ada. Disebutkan bahwa saat ini di Indonesia ada 40 ribu peraturan, mulai dari undang-undang sampai dengan peraturan walikota dan bupati. Sampai saat ini, baru ada 543 peraturan daerah yang dibatalkan karena dianggap menghambat pelayanan dan bertentangan dengan undang-undang lainnya.
"Banyaknya peraturan itu justru menjerat kita. Setiap mau lari peraturan menghambatnya. Setiap saat saya mau lari, diingatkan Pak ini melanggar Perpres, Pak ini melanggar undang-undang, dan seterusnya," kata presiden.
Kepala negara sempat menyontohkan berbagai langkah inovasi yang sifatnya uji coba. "Yang namanya uji coba kan bisa berhasil bisa tidak. Nah, masak percobaan tidak berhasil dimasalahkan," katanya dengan mimik serius.
Presiden menegaskan bahwa banyaknya peraturan yang menghambat kemajuan itu harus dibrak-abrik. Namun, lanjutnya, saat ini belum memungkinkan. "Karena itu, perlu kekuatan politik besar untuk menata kembali peraturan-peraturan tersebut jika kita ingin tidak ketinggalan," tambahnya.
Ia lantas mengajak media untuk terus mendorong kemajuan dalam masyarakat. Menebarkan virus positif, bukan memperbesar hal-hal yang negatif. Dengan cara tersebut, diharapkan media bisa berperan dalam merespon perubahan yang begitu cepat sekarang ini.
Kunjungan Presiden Jokowi ke Jawa Pos Gorup ini merupakan kali kedua setelah ia terpilih menjadi Presiden RI. Sebelumnya, ia pernah berkunjung beberapa saat setelah terpilih dan sebelum dilantik menjadi orang nomor satu di RI. (azh)
Advertisement