Jokowi-JK hingga Sandiaga Uno Melayat Ibunda SBY
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melayat ibunda Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Siti Habibah di kediaman keluarga besar SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 31 Agustus 2019.
Jokowi tiba pukul 11.36 WIB dengan mengenakan batik serta peci warna hitam. Ia disambut langsung oleh SBY dan putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Jokowi dan SBY saling bersalaman dan berpelukan.
SBY kemudian langsung mengajak Jokowi untuk menuju pendopo, lokasi jenazah Siti Habibah disemayamkan. Jokowi dan SBY tampak duduk bersila bersebelahan di depan peti jenazah. Jokowi kemudian tampak berdoa sejenak.
Selain Jokowi, Wakil Presiden (wapres) Jusuf Kalla (JK) juga turut melayat ibunda SBY. JK didampingi sang istri, Mufidah Kalla tiba sekitar pukul 10.47 WIB. Ia tampak mengenakan kemeja putih dan peci hitam.
SBY menyambut kedatangan JK. Mereka sempat bersalaman dan berpelukan. Selanjutnya, JK didampingi SBY berdoa di depan peti jenazah. JK dan istri berpamitan sekitar pukul 11.00 WIB.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga menyempatkan diri datang ke kediaman SBY. Sandiaga tiba sekitar pukul 10.30 WIB. Ia mengenakan baju berwarna putih dan peci hitam.
Tiba di pendopo Puri Cikeas, Sandiaga Uno disambut AHY yang didampingi sang istri, Annisa Pohan.
Selanjutnya, Sandiaga Uno menghampiri SBY, yang tampak duduk di pendopo. Sandiaga bersalaman dan berpelukan dengan SBY.
SBY dalam sambutannya menyatakan rasa terima kasihnya kepada para pelayat yang hadir mendoakan almarhumah ibundanya. SBY menyampaikan, para pelayat memintanya untuk kuat dan sabar.
"Tadi saya dengarkan satu demi satu ucapan bapak ibu kepada saya, untuk saya kuat, saya sabar, dan stay strong. Saya mengucapkan terima kasih atas motivasi dan kata-kata yang baik dan menguatkan hati saya itu," ujar SBY.
Ayah dua putra ini mengatakan, tahun ini menjadi waktu terberat bagi keluarganya, selepas kepergian Ani Yudhoyono pada 1 Juni 2019.
"Saya yakin bahwa ujian dan cobaan yang diberikan kepada saya dan keluarga masih belum apa-apanya dari pada anugerah yang diberikan Allah dan keluarga saya harus menerima dengan tawakal dan tabah. Dan percaya rencana ini keputusan Allah ini jauh lebih indah dari pada yang kami inginkan.
Sebagai manusia biasa saya tentu kehilangan kedua orang yang saya sangat sayangi. Saya kira itu manusiawi. Tapi keimanan saya, akal sehat saya, saya bisa menerima takdir Allah," tutur SBY.