Jokowi Inginkan Kerja KPK yang Independen
Jakarta: Presiden Joko Widodo inginkan Komisi Pemberantasan Korupsi tetap solid. Ia juga berharap selama menjalankan tugasnya KPK tidak boleh lemah, apalagi tidak netral.
Pasalnya Jokowi menginginkan, KPK menjadi landasan berpikir bersama untuk benar-benar membersihkan Indonesia dari korupsi. Hal itu pula yang seharusnya dipegang dalam setiap pembuatan keputusan oleh aparat dan pemerintah baik di pusat dan daerah.
"Kita perlu KPK yang kuat dan independen. Jadi jangan ada pikiran-pikiran melemahkan KPK, enggak boleh," terang Jokowi menyikapi perkembangan hak angket DPR terhadap KPK, di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (13/6).
Di sisi lain, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai lembaga ini juga harus tetap terbuka terhadap koreksi. Namun, koreksi itu demi memperkuat kinerja. "Kalau memang harus ada yang dibenahi ya dibenahi, tapi bahwa kita memerlukan KPK yang kuat," pinta Jokowi.
Tetapi, ia enggan berpendapat hak angket DPR itu merupakan perbaikan atau malah menjadi pintu masuk pelemahan KPK. Menurutnya, hal itu merupakan kewenangan parlemen.
Hak angket terhadap KPK diusulkan sejumlah anggota Komisi III DPR. Mereka ingin menyelidiki KPK setelah penyidik KPK Novel Baswedan pada persidangan kasus e-KTP pada 31 Maret, menyatakan Miryam S Haryani pernah mengaku ditekan sejumlah anggota Komisi III DPR.
Salah satu yang ingin diketahui adalah rekaman pemeriksaan KPK terhadap Miryam. Mereka yang disebut Miryam kepada penyidik KPK sebagai pengancamnya adalah Aziz Syamsudin, Masinton Pasaribu, Syafruddin Suding, Desmon J Mahesa serta Bambang Soesatyo. (trs)
Advertisement