Jokowi Dipatungkan, Diarak Warga di Bukit Sunu NTT
Masyarakat Desa Sunu beramai-ramai mengantarkan sebuah patung yang dibawa dengan gerobak besar. Tampak mereka sangat antusias. Ada yang menarik gerobak, ada juga yang mendorongnya. Bahkan ada juga yang sekadar ikut rombongan untuk mengantarkan patung sang pahlawan ini.
Warga mengarak patung tersebut dengan menempuh jarak sejauh 2 kilometer menuju puncak bukit di ketinggian 1.074 meter di atas permukaan laut. Sehingga beban yang diangkat warga mencapai 700 kg, yang terdiri atas berat patung 600 kg dan kotak kayu sekitar 100 kg.
Jalan yang mereka lewati cukup terjal untuk menuju puncak Bukit Sunu. Mereka meletakkan patung itu di atas kayu dengan empat roda sebagai penggerak.
Itulah yang tampak dari sebuah video yang beredar belum lama ini. Memperlihatkan ratusan warga yang sedang bersorak riang menarik sebuah patung. Ya, patung Presiden RI, Joko Widodo.
Kejadian ini, terjadi di Desa Sunu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Dan sempat viral di berbagai platform media sosial dalam beberapa hari ini.
Dikutip dari berbagai sumber, patung Presiden Jokowi tersebut terlihat menggunakan busana adat asal Timor Tengah Selatan. Bahkan, patung tersebut diarak menuju ke atas bukit Sunu di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penghargaan Kepahlawanan
Patung itu merupakan bentuk nilai penghargaan terhadap sang pemimpin. Selain itu sebagai semangat membangun dari pelosok negeri, yang dianggap menginspirasi.
Patung yang dibuat di Bali tersebut memiliki berat 600 kg dengan tinggi 3,5 meter dan fondasi 2,5 meter tersebut diarak keatas bukit untuk memperingatati hari pahlawan pada 10 November lalu. Dan sebagai salah satu bentuk apresiasi kepada sang presiden dari warga setempat.
"Memperingati hari Pahlawan, seluruh masyarakat Desa Sunu, Kecamatan Oinlasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan, berbondong-bondong mengantarkan patung Presiden Jokowi ke puncak Gunung Sunu,” tulis akun Instagram @andreli48, dikutip Senin 15 November 2021.
Sempat Tertunda
Meskipun sempat tertunda karena saat itu turun hujan lebat, rencananya, lokasi patung itu akan dijadikan tempat wisata.
Sementara itu, pemerintah daerah setempat sempat menawarkan untuk memperbaiki jalan sebelum patung diantar ke atas bukit. Namun, warga menolak tawaran tersebut.
"Mereka tidak mau. Mereka bilang tetap saja jalannya begini supaya asri. Agar kelihatan (patung) presiden itu (diantar) bukan pakai (jalan) aspal," tutur Wakil Gubernur NTT Josef A Name Soi, dalam keterangandikutip Senin 15 November 2021.