Jogjakarta Full Agenda Sepanjang Ramadan dan Lebaran
Beragam agenda tersaji lengkap sepanjang Ramadan dan Lebaran di Jogjakarta. Dijamin keren. Karena, nuansanya pun beragam. Ada yang instagramable hingga Jawa klasik.
Dua gaya berbeda akan dihadirkan destinasi digital Pasar Banyunibo dan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang kaya aan budaya.
“Nuansa Ramadan dan Lebaran di Yogyakarta ini unik. Ada nuansa kekinian yang disajikan secara full di sepanjang Ramadan. Lalu, nuansa Lebaran kembali ke budaya dan tradisi leluhur yang adiluhung. Ini filosofinya luar biasa,” ungkap Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar I Gde Pitana, didampigi Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Kemenpar Sumarni.
Even Ramadan masif digelar oleh Pasar Banyunibo. Destinasi digital besutan Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jogjakarta ini menggelar beragam event selama satu bulan penuh.
Lokasinya eksotis di Embrio Pasar Banyunibo, Kompleks Candi Banyunibo, Cepit, Bokoharjo, Prambanan, Sleman. Beroperasi mulai pukul 15.00 WIB, area ini menjadi spot ngabuburit paling kece.
Nunansa pasar digital yang berada di komplek Candi Banyunibo memang eksotis. Sebab, kawasan ini sangat asri. Apalagi, lokasinya didukung oleh Candi Boko yang tepat berada sisi utara pasar. Khas destinasi digital, beragam spot instagramable pun bertebaran hampir di semua sisi pasar.
“Pasar Banyunibo juga mudah dijangkau. Pokoknya sangat eksotis menikmati suasana sore hari di sini. Eventnya juga bagus,” katanya.
Apresiasi memang harus diberikan kepada Pasar Banyunibo. Sepanjang Ramadan, ada beragam event yang disajikan. Ada pasar kuliner, song writing workshop, hingga stand up comedy. Pasar Banyunibo juga menjadi panggung besar bagi tari tradisional hingga kontemporer. Workshop broadcasting, radio, fotografi juga ada. Destinasi ini jadi etalase bagi seni rupa, pameran environmental, juga kerajinan kulit.
“Pasar Banyunibo juga ada beberapa kali event pengajian dan ceramah. Event-event di Pasar Banyunibo ini pun sangat lengkap. Mereka menjadi pelestari tradisi dan budaya, tapi di sisi lain berperan sebagai industri dengan bisnis menjanjikan,” jelas Pitana lagi.
Menyempurnakan kemasan, beragam menu kuliner khas terbaik juga disajikan. Ada nasi telanga, talam abon, ongol-ongol, kacang godog, wedhang uwuh, atau wedhang bit gula batu.
“Pasar Banyunibo paket lengkap untuk berbuka puasa. Menu kuliner yang disajikan tentu lebih banyak dan bervariasi. Jadi pas, habis menikmati beragam hiburan menarik langsung berbuka dengan menu spesial,” ujarnya.
Kemeriahan berlanjut di hari kemenangan Idul Fitri. Kali ini venue bergeser ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Event yang dirilis Ngabekten Sultan dan Grebeg Syawal, 16 Juni 2019. Lokasinya berada di lingkungan keraton dan sekitarnya. Tradisi Ngabekten Sultan ini unik karena selalu bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri. “Ngabekten Sultan ini menjadi daya tarik keraton. Ini luar biasa,” terang Pitana.
Menjadi tradisi turun temurun dengan penyesuaian, Ngabekten Sultan pun tidak melupakan fungsinya. Kata Ngabekten berasal dari Bahasa Jawa, yaitu bekti. Artinya berbakti juga menghormati seseorang yang dituakan.
Agenda ini juga digunakan sebagai prosesi saling memaafkan. Tradisi Ngabekten Sultan ini berlaku menyeluruh, baik kerabat keraton maupun para abdidalemnnya.
“Ada banyak tradisi menarik di Yogyakarta ini. Semua terpelihara dengan baik. Semua lalu menyatu di dalam nuansa Idul Fitri yang luar biasa. Agenda Ngabekten Sultan ini tentu jadi momentum besar yang menarik perhatian wisatawan. Agenda itu sarat makna dengan tata ritual yang bagus,” tutur Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Kemenpar Sumarni.
Dalam tradisi Ngabekten Sultan, ada beragam tata cara yang harus diikuti. Peserta harus mengenakan busana sesuai pranata yang ditetapkan.
Bagi abdidalem yang terlambat tidak boleh menyusul, apalagi saat Sri Sultan sudah hadir. Mundur atau majunya seperta ngabekti juga mengikuti perintah Sri Sultan. Selama ‘sowan’ peserta harus tenang dan tidak membawa senjata tajam.
“Tradisi dimanapun selalu sarat akan tata cara yang harus diikuti. Semuanya mengajarkan kepada kita untuk selalu berlaku baik diamanpun. Inspirasi yang diberikan oleh Keraton Ngayogyakarta sungguh luar biasa,” ujar Sumarni lagi.
Momentum yang selalu ditunggu publik dihadirkan. Grebeg Syawal lengkap dengan gunungannya. Biasanya gunungan yang disajikan ada 7 dan diperebutkan di 3 lokasi berbeda. Komposisi gunungan ini terdiri dari 3 gunungan jaler dan 1 estri. Lalu, masing-masing ada juga 1 gunungan darat, gepak, dan pawuhan. (*)