Jogja Memang Istimewa, TPSnya Ada yang Mewah Betul Bro
Jogja memang istimewa. Bukan hanya karena Undang-Undang menetapkan lantas menjadi daerah istimewa. Bukan! Provinsi yang hanya memiliki satu wilayah kota dan empat wilayah kabupaten ini memang selalu istimewa. Seperti detik-detik coblosan Pemilu 17 April 2019 ini. Seperti biasanya, Jogjakarta selalu membawa warna setiap kali ada musim coblosan datang.
Coblosan kali ini, pusat perhatian tertuju pada TPS 15. TPS itu berada di Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Jogjakarta. Apa menariknya? Mewah! Super mewah. Khas arsitek rumah Jawa yang Glamour. TPS di tempatkan di Ndalem Cokrodiningrat. Letaknya persis di sisi belakang Kraton Jogjakarta. Hanya sepenggalah dari Alun-Alun Kidul.
Simak tampilan ndalem itu seperti foto. Bagian-bagian rumahnya lengkap. Ada ringgitan. Ada sentong kiri dan sentong kanan. Juga ada ndalem-nya - dalam bahasa lain ruangan ini disebut living roomnya. Sentuhan sangat modern tampak pada bergelantungannya lampu-lampu kristal mewah. Berpadu dengan cat putih berpantulan warna emas.
Bambang Wijanarko, pengelola rumah, mengatakan, kesan sangat modern nan glamour itu setelah ndalem direnovasi. Renovasi dilakukan delapan tahun silam. Renovasi itu adalah ide dari Pangeran Aryo Cokrohadiningrat.
Masih kata Bambang, rumah yang kini dipinjamkan untuk TPS ini ternyata difungsikan sebagai tempat tinggal pribadi. Dijadikan tempat tinggal juga sejak delapan tahun silam. Sejak dimiliki oleh Kanjeng Pangeran Aryo Cokrohadiningrat.
“Rumah ini milik pribadi Pangeran Aryo Cokrohadiningrat. Dibeli dari keluarga Joyokusumo. Sejak itu pula rumah ini berubah nama jadi Ndalem Cokronegaran. Sebelumnya ini bernama Ndalem Joyokusuman,” kata Bambang Wijanarko.
Ini paling unik dan cerita yang menggungah rasa. Ternyata, rumah ini digunakan sebagai TPS sejak pemilu pertama tahun 1955. Maka, kalau saat ini, rumah tersebut tetap digunakan sebagai TPS untuk linglup Kraton Jogjakarta tidaklah aneh.
“Karena memang biasanya sudah begitu. Ini jadi tradisi yang tetap diteruskan sampai saat ini. Rumah ini sejak dahulu, pemilu pertama, selalu digunakan sebagai TPS Kraton. Jadi sejak Sri Sultan HB IX sudah digunakan dan akan tetap dipertahankan meski sudah ganti pemilik,” jelas Bambang.
Secara fisik, Ndalem Cokronegaran memiliki luasan tanah 1900 meter persegi. Luas bangunan 900 meter. Rumah tetap dipertahankan berkonsep Jawa dengan sentuhan modern. Sayangnya, rumah tersebut kini kosong karena pemiliknya berada di luar kota. Pun begitu meski arsitektur dan penataan yang bagus, Ndalem Cokronegaran belum dibuka umum sebagai salah satu lokasi wisata, mengingat lokasinya yang hanya terbatas tembok dengan Magangan Kraton. (idi)