Joe Biden Sah Presiden AS, RI Harapkan Kemitraan Strategis
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri I Gede Ngurah Swajaya menyambut baik disahkannya Presiden AS Joe Biden dan Wapres Kamala Haris. Ia berharap akan berdampak pada kerja sama di berbagai sektor yang telah dijalin oleh kedua negara sejak beberapa tahun terakhir dalam kemitraan strategis.
“Jadi, kerja sama ekonomi, politik, pertahanan, keamanan, pendidikan itu termasuk sangat berkembang, di bawah kerangka kemitraan strategis antara RI-AS.
"Kita melihat apa yang menjadi prioritas dari pemerintahan Biden-Harris. Yang resmi diumumkan adalah prioritas mereka untuk 100 hari ke depan, lebih kepada isu domestik,” ungkap Ngurah Swajaya, dikutip Jumat 18 Desember 2020.
Ia mengungkapkan hal itu, terkait pengumuman dari US Electoral College atau Lembaga Elektoral AS yang resmi mengakui kemenangan Joe Biden sebagai presiden terpilih pada Selasa 15 Desember 2020, turut disambut baik oleh negara-negara di dunia.
Indonesia juga tidak ketinggalan untuk menyambut pemerintahan baru AS di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris.
Presiden Joko Widodo bahkan telah menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan presiden dan wapres terpilih AS, pada 8 November lalu di akun twitter resminya.
Indonesia dan AS merupakan dua negara bersahabat yang telah memiliki kerja sama dalam kerangka kemitraan strategis sejak 2005 lalu.
Menurut Ngurah Swajaya, kerja sama sektor ekonomi dan perdagangan berpeluang besar untuk semakin ditingkatkan, di bawah pemerintahan baru di AS yang dimulai tahun depan.
“Kita mengharapkan kerja sama ekonomi terus berkembang. Perlu dicatat bahwa penandatanganan kemitraan strategis ini di bawah pemerintahan partai Demokrat. Jadi, bagi kita mengharapkan kemitraan strategis ini terus berkembang tidak ada hambatan di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Dipaparkan Ngurah, nilai perdagangan kedua negara yang menunjukkan tren positif, diharapkan pula akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang.
“Dari 2018 – 2019 total perdagangan masih sekitar $ 27 – 28 miliar . Kalau untuk angka ekspor kita periode pertengahan 2020 dibandingkan dengan periode yang sama kita melihat peningkatan ekspor kita cukup signifikan. Tahun ini $ 15,1 miliar untuk periode yang sama tahun lalu $ 14,6 miliar. Justru dimasa pandemi ada peningkatan,” terang Ngurah.
Meski demikian, dikatakan Ngurah, Indonesia berharap kepemimpinan Joe Biden mampu mendorong peningkatan investasi ke Indonesia yang saat ini pertumbuhannya belum optimal.
“Kalau kita bandingkan seluruh investasi AS ke ASEAN, di Indonesia rata-rata sekitar 10 persen. Padahal kekuatan ekonomi kitakan 35 persen dari PDB ASEAN. Kita harapkan dengan omni bus law memang sambutannya cukup positif dan komitmen mereka untuk melakukan investasi cukup besar,” harapnya lagi.
Ngurah Swajaya mengatakan, pihaknya optimis di bawah pemerintahan Joe Biden dan Kamala Harris, perhatian serta fokus peningkatan kerja sama di Asia akan berjalan baik.
“Kita harapkan dengan pemerintahan baru kita bisa meningkatkan kerja sama yang selama ini terus berkembang. Baik itu di masa pemerintahan presiden Obama maupun Trump. Satu hal Presiden Biden juga telah menyatakan bahwa mereka tetap memprioritaskan Asia, khususnya ASEAN,” tutur diplomat yang pernah menjabat sebagai Duta Besar RI di Singapura itu.
Advertisement