Jiwa yang Bersih, Begini Kiat Menjaganya!
Jiwa yang Bersih menjadi hal penting dalam hidup seorang mukmin.
Alkisah: Suatu hari, Yazid bin Muawiyah melihat seorang perempuan cantik berdiri di (dekat) tembok. Yazid bin Muawiyah pun jatuh cinta kepada perempuan itu.
Perempuan tersebut adalah istri 'Adi bin Hatim. Ia yang bernama Ummu Khalid, seorang perempuan jelita dan sempurna. Lalu, Yazid bin
Muawiyah menderita sakit karenanya. Ia tergeletak di tempat tidur berhari-hari sehingga orang-orang mengunjunginya. Mereka sama sekali tidak mengetahui persis penyakit yang diderita Yazid putra Muawiyah. Sebab, ia tidak menceritakan kepada siapa pun.
"Masalah ini tidak bisa hanya bergantung kepadanya, kecuali dari ibunya. Ia bisa mendekati dan bertanya tentang keadaannya," tegas Umar bin al-Ash.
Beberapa orang pergi mencari si ibu untuk melakukan saran Umar bin al-Ash.
Setelah mereka menemukannya, si ibu mendekat dan bertanya tentang keadaan anaknya. Berkali-kali si ibu berusaha mencari tahu penyakitnya. Hingga, ia menceritakan sesuatu yang disembunyikannya kepada si ibu. Lalu, si ibu menceritakan itu kepada ayahnya, Khalifah Muawiyah.
"Bagaimana cara menyelesaikan masalah ini?" tanya Muawiyah meminta cara yang akan ditempuh untuk merebut istri 'Adi bin Hatim.
"Serahkanlah harta dan pakaian, sehingga suami si perempuan kembali kepada kami dari Madinah," jawab Umar al-Ash.
Muawiyah pun melakukan saran itu. Dengan demikian, 'Adi bin Hatim pergi dari Madinah ke Damaskus.
Tatkala 'Adi bin Hatim datang di rumah Muawiyah, sang khalifah sekaligus ayah pemuda yang sedang sakit rindu itu pun memberikan harta dan pakaian kepadanya.
Tatkala Adi bin Hatim keluar dari rumah, Muawiyah berkata kepada Umar al-Ash, "Apa rekayasa yang bisa diungkapkan sesudah
"Apabila besok ia masuk ke rumahmu maka katakan, 'Apakah engkau mempunyai seorang istri?' Apabila ia berkata 'Ya, maka letakkan tanganmu pada wajahmu untuk menunjukkan suatu penyesalan dan jangan menjawabnya," jelas Umar al-Ash.
Saran yang Didengar
Ketika 'Adi bin Hatim masuk ke rumah, Muawiyah bertanya kepadanya dan melakukan saran yang disampaikan oleh Umar al-Ash. 'Adi bin Hatim keluar dari kerajaan. Tiba-tiba, Umar al-Ash berada di depan pintu. Adi bin Hatim bertanya kepada Umar al-Ash tentang perbuatan khalifah (Muawiyah) baru saja itu.
Lalu, tampak dari diri Umar al-Ash bahwa ia sebenarnya sedih, sembari berkata, "Wahai 'Adi, sesungguhnya khalifah hendak menikahkan kamu dengan putrinya, dan memberikan kamu harta yang banyak.
Sementara, engkau tahu bahwa putri-putri raja tidak menyukai masalah-masalah."
"Bagaimana rekayasa untuk hal ini?" tanya 'Adi bin Hatim,
"Apabila engkau masuk ke rumahnya besok, dan ia bertanya kepadamu, maka katakan saja, 'Wahai Amirul Mukminin, aku tidak mempunyai seorang istri," jelas Umar al-Ash.
Keesokan harinya, ketika 'Adi bin Hatim masuk ke dalamvrumah Muawiyah, Muawiyah bertanya kepada 'Adi bin Hatim,
"Apakah engkau mempunyai seorang istri?"
"Tidak," jawab 'Adi bin Hatim.
bain dariku," tegas Muawiyah.
"Katakan, 'Apabila aku mempunyai seorang istri, maka ia cerai Muawiyah.
Selanjutnya, 'Adi bin Hatim mengatakan demikian di hadapan para juru tulis.
"Tuliskan apa yang dikatakan 'Adi," perintah khalifah kepada para juru tulis....
Ikuti lanjutannya besok..