Jika Warga Menolak Pemkot Tak Akan Beri Izin RS Darurat Cito
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menegaskan tidak akan memberikan izin operasional kepada Rumah Sakit (RS) Siloam yang akan mengoperasikan RS Darurat khusus pasien terkonfirmasi positif virus corona atau Covid-19 di area Mall City of Tomorrow (Cito) Surabaya.
“Jadi kemarin kan sempat ada demo. Saya juga sudah kontak ke Siloam. Kalau sampai ada penolakan warga, kami tidak akan izinkan," kata Whisnu.
Whisnu mengatakan, masukan dari warga termasuk para pedagang di area mal menjadi penting karena urusan kemanusiaan dan kesehatan. Jangan sampai ketika RS Darurat dibuka, justru akan membuat penyebaran di area mal.
Karena itu, ia mengatakan, hingga saat ini Pemkot Surabaya beserta Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya terus melakukan evaluasi persiapan dari RS Darurat tersebut.
Untuk mendirikan RS Darurat, Pemkot sesuai ketentuan dari Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) mensyaratkan kepada pengelola untuk menyiapkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang terpisah dari saluran mal dan apartemen.
Kemudian, menyediakan pembatas dari tembok antara area RS dengan apartemen dan mal, serta menyediakan akses keluar masuk yang terpisah.
"Karena bicara keselamatan warga itu adalah hukum tertinggi bagi kami. Lalu untuk IPAL-nya mereka siap membangun sendiri, karena itu sebagai salah satu standar utama menyangkut limbah. Jadi kami terus lakukan pendampingan," urainya.
Whisnu mengatakan, keberadaan RS Darurat ini memang sangat dibutuhkan meski tren penambahan kasus harian cenderung menurun. Ketersediaan bed diharapkan mampu menampung seluruh pasien yang terpapar, dan meringankan beban dari RS Rujukan lain yang ada di Surabaya.
Selain itu, penambahan RS ini juga sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri Kesehatan Republik Indonesia untuk menyiapkan 40 persen bed tambahan karena diprediksi akan terjadi lonjakan kasus pada akhir Januari-Februari 2021 ini.
Walau begitu, ia tetap akan memperhatikan masukan dari masyarakat termasuk pengelola tenan yang ada di mal hingga penghuni yang tinggal di apartemen.
"Walaupun sudah kita persuasif tapi warga tetap tidak mau berarti harus kami tunda dulu pembukaan RS. Sambil nanti kami sosialisasikan di kelurahan dengan tokoh masyarakat," katanya.
Namun, ia tetap berharap agar kasus di Kota Pahlawan terus menurun. Tak lupa ia mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan berupa menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.