Jika Prabowo Menhan, PA 212 Tuntut Pulangkan Habib Rizieq
Mengetahui Prabowo Subianto menjadi calon Menteri bidang Pertahanan periode kedua Joko Widodo, juru bicara Persaudaraan Alumni 212 Habib Novel Bamukmin langsung menargetkan Prabowo agar memulangkan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Andai benar Prabowo menjadi Menteri bidang Pertahanan, Novel mengatakan, target tersebut diberikan PA 212 kepada Prabowo dalam 100 hari kerjanya.
"Kami masih bisa berharap 100 hari ke depan PS (Prabowo Subianto) dan orang-orangnya (yang) bekerja, bisa menghasilkan apa yang kami perjuangkan agar ulama kami ( yang ditangkap) semua di SP3, juga HRS bisa kembali, serta usut hilangnya nyawa para mujahid politik dari pemilu sampai demo mahasiswa dan pelajar kemarin," katanya.
Novel pun menegaskan, jika hal itu tidak dilakukan Prabowo, maka PA 212 akan menjadi oposisi bagi Prabowo. "Akan tetapi kalau 100 hari ke depan tidak ada upaya itu, maka sikap kami jelas menjadi oposisi kritis Prabowo, yang saya anggap PS telah kumat kembali ke penyakit lamanya," katanya.
Ia menjelaskan kata ‘kumat’ yang ia sebutkan terkait dengan upaya Prabowo yang membawa Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ke Jakarta.
"Asal kegaduhan negara ini adalah Prabowo bawa Jokowi dan Ahok ke Jakarta, yang akhirnya kedua orang yang dibawa Prabowo itu bikin gaduh, sampai saat ini. Nah kalau Prabowo tidak bisa buktikan itikad baiknya kepada ulama, untuk bisa membebaskan dari kriminalisasi, dengan Prabowo sudah koalisi dengan kubu 01, maka sudah dipastikan Prabowo kumat, semoga kumatnya tidak dibawa mati," ucapnya dikutip dari Detik.
Sementara itu, Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif menyebut tak ingin mencampuri keputusan Prabowo. Ia bahkan mendoakan Prabowo agar bisa menjaga pertahanan negara dan umat.
"Kami tidak ingin mencampuri hak pribadi PS (Prabowo Subianto), jika itu keputusan yang diambil PS menjadi Menhan, kita hanya bisa mendoakan semoga ada manfaat buat pertahanan negara dan umat, tetapi secara organisasi, kami tetap berpegang pada hasil Ijtimak ulama 4, dan tidak akan rekonsiliasi dengan kekuasaan yang curang dan zalim," kata Slamet.
Seperti diketahui, Senin 21 Oktober 2019 sore, Prabowo bersama Edhy Prabowo mendatangi Istana Negara. Usai pertemuan, Prabowo mengaku diminta Presiden Jokowi membantu di bidang pertahanan. Prabowo juga mengaku telah siap bekerja keras saat dilibatkan dalam pemerintahan.
Advertisement