Jihad Kekinian di Hari Santri, Ini Pesan Singkat Ketua HPN Jawa Timur
Surabaya: 'Isy kariman aw mut Syahidan. Hiduplah mulia atau mati syahid. Itulah yang menjadi panduan para pejuang di medan laga di masa Revolusi Indonesia, 1945-1949. Api semangat itu tetap berkobar dalam jiwa kaum santri di zaman kita kini"
Itulah pesan khusus Arif Afandi, Ketua Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Jawa Timur, pada peringatan Hari Santri Nasional, Ahad 22 Oktober 2017.
Dalam pandangan Chief Executive Officer (CEO) ngopibareng.id, hakikat kesantrian adalah seseorang yang berpegang teguh pada ajaran Islam dan prinsip terus menerus belajar. “Nah, ada karakter khusus yang sekarang kerap dilupakan adalah kemandirian. Santri sejak zaman dulu dikenal mandiri, karena karakter itu melekat di kalangan pesantren yang tidak terikat oleh bantuan pihak manapun,” kata Arif Afandi.
Menurutnya, kemandirian itulah yang kini harus terus diwujudkan dalam bentuk kemandirian di bidang ekonomi. Sehingga, dengan ekonomi yang kokoh dan mandiri, niscaya akan menjadikan eksistensi kaum santri tidak mudah goyah apalagi disepelekan orang lain. Minimal citra sebagai 'pengharap' dari pihak lain bisa diminimalisir.
“Jihad dalam konteks kekinian, adalah pemaknaan kewirausahaan (entrepreneurship) yang telah melekat, inhern, dalam tubuh kaum santri. Bukankah, para santri sejak zaman dahulu juga dikenal sebagai saudagar, di samping identitas keislamannya yang khas Indonesia itu dan berdakwah dan bertindak,” tegas Arif Afandi, mantan Wakil Walikota Surabaya ini. (adi)