Bali Masih Tujuan Favorit Wisman Australia
Bali masih menjadi tujuan favorit wisatawan mancanegara asal Australia. Bahkan, banyak di antara mereka yang sudah menganggap Pulau Dewata sebagai rumah kedua. Tengok saja aktivitas maskapai bertarif rendah yang berpusat di Melbourne, Australia, Jetstar Airways. Di tengah aktivitas Gunung Agung Bali yang belum mereda, Jetstar justru makin semangat memasarkan paket-paket wisata di Bali.
Kesan yang terasa, warga Melbourne, Australia, tetap merasa aman. Tetap merasa nyaman. Tidak ada rasa kekhawatiran meskipun status Gunung Agung masih awas level 4. Warga Melbourne yang ke Bali merasa lebih bergengsi, lebih berselera pemberani. Mereka justru asyik berfoto-foto Instagramable, karena momentum ini langka.
Di dalam negeri pun pemerintah sudah siap. Safety and Security Gunung Agung Bali sudah persiapkan dengan sangat matang. Sejak September 2017, ketika tanda-tanda erupsi itu terdeteksi, semua lini langsung bergerak. Semua fokus mengawal Gunung Agung.
Menteri Pariwisata Arief Yahya tiap minggu sampai turun langsung ke Bali. Dia tak segan memastikan kesiapan industri dan persiapan penanganannya Safety and Security di sana. Dia bahkan sampai ke radius 9 km dari pusat erupsi di Pura Besakih yang masuk zona merah.
Awalnya, tidak banyak media yang tahu, tapi akhirnya bocor juga. Imbasnya, banyak warga Melbourne, Australia, yang penasaran. “Saya justru makin penasaran dengan Bali. Bali bagi saya masih tetap oke untuk liburan akhir tahun bersama keluarga,” tutur Megan Patty, warga Melbourne.
Daryl Myer ceritanya lain lagi. Bagi dia, Bali adalah rumah keduanya setelah Melbourne di Australia. Dalam setahun, dia rajin membawa keluarganya hingga 4-5 kali ke Bali. “Bali adalah rumah kedua saya setelah Melbourne. Akhir tahun nanti saya ke Bali lagi. Mungkin dengan membeli paket yang ditawarkan Jetstar karena harganya murah,” ungkap Myer.
Executive Manager Government, Industry, & International Affairs Qantas Rohan W. Garnett juga seirama. Dia mengatakan Bali merupakan pasar yang potensial untuk diterbangi. Minat warga Australia untuk berkunjung ke Bali tetap tinggi. “Bisnis masih berjalan bagus. Penerbangan masih oke dan kami masih komit untuk terus terbang ke Bali,” ungkapnya.
Sejak penerbangan perdana ke Indonesia, Jetstar Airways telah menjadi maskapai asal Australia terbesar yang terbang ke Bali. Frekwensi penerbangannya sekitar 60 kali per minggu, dari 8 kota di Australia. “Saya percaya kami bisa membawa lebih banyak turis Australia ke Bali dan kota-kota lain di Indonesia,” ungkapnya.
Nama besar Jetstar Grup memang sangat dibutuhkan Indonesia. Maklum, saat ini, Jetstar tercatat sebagai salah satu maskapai asing terbesar yang beroperasi di Indonesia. Jetstar Airways yang bermarkas di Australia dan Jetstar Asia yang bermarkas di Singapura setiap tahunnya mengangkut 1,4 juta penumpang dari dan ke enam kota di Indonesia.
Menpar Arief Yahya mengapresiasi komitmen Jetstar untuk cepat memutuskan terbang ke Bali. Tidak harus menunggu lama. Penerbangan Jetstar ke Indonesia lumayan banyak, 120 flights. Dan yang lebih penting lagi, Jetstar punya nama besar. Cerminannya bisa dilihat dari gelar low cost carrier teraman di kawasan yang diberikan airlineratings.com, belum lama ini.
“Dukungan ini menandakan Jetstar tetap percaya bahwa Bali itu tetap aman. Tetap nyaman untuk dikunjungi. Terimakasih atas dukungannya terhadap Wonderful Indonesia. Untuk warga Australia, saya ucapkan selamat berlibur di Bali,” ucap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (*)