Jerman dan Prancis Yakin Vaksin COVID-19 Siap Akhir Tahun
Menurut badan regulasi untuk vaksin Jerman, vaksin untuk COVID-19 siap dilakukan tes akhir sebelum akhir tahun ini.
Profesor Klaus Cichutek, kepala Institut Paul Ehrlich, mengatakan kepada harian Mannheimer Morgen bahwa ia berharap proyek penelitian vaksin saat ini di Jerman akan mencapai progres dalam beberapa bulan ke depan.
Menurutnya, sebuah calon vaksin sudah bisa siap paling cepat pada musim gugur untuk percobaan tahap akhir, saat kemanjuran serta keamanan akan dievaluasi sebelum mengantongi persetujuan untuk digunakan oleh masyarakat.
"Jika semua uji klinis ini sukses, menjelang akhir tahun atau awal tahun depan kita dapat membahas bagaimana melanjutkan proses persetujuan," katanya.
Pada April, perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, mulai melakukan uji coba potensi vaksin COVID-19 pada manusia setelah menerima kewenangan dari Institut Paul Ehrlich.
Profesor Cichutek menyebutkan tiga pusat riset lainnya di Jerman juga diharapkan segera memulai uji coba klinis untuk calon vaksin mereka.
Para ilmuwan dan peneliti di seluruh dunia berlomba-lomba menemukan vaksin untuk virus corona, yang muncul di China pada Desember lalu dan telah menginfeksi hampir 4,38 juta orang secara global serta menelan lebih dari 298.000 korban jiwa.
Sambil menunggu vaksin ditemukan, para ahli mengobati pasien dengan obat antimalaria, termasuk hydroxychloroquine dan chloroquine, yang telah menunjukkan hasil positif untuk pengobatan penyakit paru-paru terkait COVID-19.
Sementara di Perancis juga muncul keyaniknan yang sama. Perusahaan farmasi Sanofi, memastikan bahwa vaksin potensial COVID-19, jika disetujui, menjangkau seluruh kawasan di dunia secara serentak, kata pemimpin perusahaan pembuat obat Prancis itu.
"Tidak ada negara yang akan mendapatkan prioritas," kata Serge Weinberg kepada stasiun TV France 2.
"Kami terorganisasi dengan sejumlah unit manufaktur. Beberapa di antaranya berada di Amerika Serikat tetapi lebih banyak berada di Eropa dan Prancis," katanya.
Sanopi mengoperasikan 73 lokasi industri di 32 negara. Belum ada vaksin yang disetujui untuk melawan COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru.
Kepala eksekutif grup Paul Hudson pada Kamis mengatakan bahwa vaksin virus corona apa pun harus bisa menjangkau seluruh bagian dunia. Sebelumnya, perusahaan itu membuat pemerintah Prancis berang lantaran menyebutkan Amerika Serikat akan mendapat prioritas
"Pernyataan CEO kami berubah. Kami menganggap vaksin sebagai kebaikan bersama," ucap Weinberg. (ant/rtr)
Advertisement