Jerinx SID Walkout dari Sidang Perdana IDI Kacung WHO
Sidang kasus dugaan pencemaran nama baik terhadap Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dengan terdakwa I Gede Ari Astina alias Jerinx, digelar hari ini, Kamis 10 September 2020. Sidang perdana Jerinx digelar secara virtual di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, pukul 10.00 WITA.
Ketua majelis hakim Adyana Dewi menegaskan sidang dilakukan secara online sesuai peraturan sidang pada masa pandemi. Sebab, katanya, belum ada putusan MK atau MA yang membatalkan aturan itu.
"Tetap memperlakukan persidangan secara online, itu sudah kami tetapkan. Sekarang untuk dilakukan persidangan untuk membaca surat dakwaan oleh penuntut umum," kata Adyana Dewi.
"Maaf, Yang Mulia, saya sebagai terdakwa menolak diadakan sidang online. Jika ini dipaksakan, saya memilih keluar dari sidang, terima kasih," ujar Jerinx.
Jerinx dan kuasa hukum lalu meninggalkan forum siding alias walkout. Sementara itu, Jaksa penuntut umum (JPU) melanjutkan membacakan dakwaan.
Sebelum dikembalikan ke ruang tahanan, Jerinx sempat memberikan komentar kepada awak media. Dia menyampaikan bahwa dirinya bukan koruptor.
"Saya bukan koruptor, saya tidak pernah bunuh orang. Kalau pernah ada orang merasa Covid gara-gara saya atau gara-gara apa pun yang saya lakukan, silakan ajukan ke polisi. Usia saya 43 tahun, saya punya masalah lever, pola hidup saya tidak sehat, jarang olahraga, minum alkohol hampir tiap hari, ketemu ribuan orang sejak 4 Juni 2020," kata Jerinx SID kepada wartawan di Polda Bali.
"Hasil tes swab saya negatif. Saya bukan superman, saya manusia biasa seperti setiap orang. Apa yang harus ditakut-takuti. Luar biasa, saya diperlakukan seolah seperti kriminal. Saya merugikan siapa sih?" tambah drummer band Superman is Dead (SID) itu.
Jerinx juga kembali menyinggung rapid test yang masih diberlakukan untuk ibu-ibu hamil. Ia pun mengajak IDI untuk berdebat.
"Apakah ada rakyat yang saya rugikan? Ibu-ibu yang melahirkan tetap dipersulit, jadi apa gunanya nahan saya? Orang mau melahirkan ketuban pecah suruh rapid test, apakah itu manusiawi? Demi apa? Saya ingin diskusi sama IDI, saya memilih diksi yang agak keras dengan harapan saya diajak diskusi, lalu kita bisa tercerahkan, bisa teredukasi, sehingga tidak lagi saling curiga. Jika begini cara IDI memberlakukan orang yang memberi kritik dan masukan, mereka merasa rakyat itu tidak perlu dididik, tapi perlunya ditakut-takuti," ujar Jerinx.
"Yang Indonesia butuhkan adalah pendidikan, bukan seperti ini, ini balik lagi seperti zaman Orba, mungkin lebih parah," tegas dia.
Advertisement