Jepang Tutup Kedatangan Internasional, Cegah Omicron Masuk
Pemerintah Jepang, melarang kedatangan warga negara asing hingga satu bulan ke depan. Keputusan ini merupakan upaya untuk mencegah masuknya varian baru virus korona asal Afrika Selatan yang bernama Omicron.
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, menyampaikan langsung ke masyarakat. Kishida menjelaskan bahwa pembatasan perjalanan kali ini perlu terlaksana demi menghindari beberapa skenario terburuk akibat masuknya varian Omicron.
Selain itu, pemerintah Jepang juga menyampaikan bahwa warga negara Jepang yang melakukan perjalanan dari 14 negara maupun penduduk asing untuk menjalani karantina yang lebih ketat. Padahal, Jepang baru saja melonggarkan aturan larangan masuk warga asing pada 8 November lalu.
“Tindakan ini bersifat sementara sampai informasi tentang varian Omicron menjadi lebih jelas,” ungkap Fumio Kishida kepada Kyodo News, dikutip Selasa 30 November 2021.
“Ketika berhadapan dengan risiko yang tidak diketahui, yang terbaik adalah mengambil setiap tindakan pencegahan,” sambung pengganti Yoshihida Suga sebagai Perdana Menteri Jepang tersebut.
14 Negara Waspada
Keempat belas negara yang dimaksud oleh Kishida adalah Angola, Bostwana, Eswatini, Lesotho, Malawi, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, Zambia dan ZImbabawe. Semua pelancong dari wilayah terlampir wajib menjalani karantina ketat selama 10 hari.
Sedangkan pelancong dari Inggris, Israel, Italia, Belanda harus menjalani karantina selama enam hari. Pun dengan pelancong asal Australia, Austria, Belgia, provinsi Ontario di Kanada, Republik Ceko, Denmark, Prancis, Jerman dan Hong Kong hanya perlu menjalani karantina 3 hari.
Kishida menambahkan bahwa pemerintah sedang menindaklanjuti temuan satu orang yang melakukan perjalanan dari Namibia dan positif virus korona. Ia mengatakan otoritas terkait memerlukan waktu empat hingga lima hari untuk mengonfirmasi apakah pria berusia 30-an tahun tersebut terpapar varian Omicron.
Advertisement