Jenis-jenis Kutek Kuku yang Siap Percantik Penampilan
Cat kuku atau yang lebih dikenal dengan sebutan kutek menjadi daya tarik tersendiri bagi perempuan. Selain mampu menghiasi kuku tangan dan kaki, kutek juga dapat dimanfaatkan untuk menutupi masalah kuku seperti menyamarkan kuku retak atau terkelupas.
Mengecat kuku juga bisa dilakukan sendiri atau pergi ke salon nail art. Anda bebas memilih warna dan jenisnya sesuai keinginan. Dan inilah jenis-jenis kutek atau cat kuku dan beberapa dampaknya bagi kesehatan.
Kandungan dalam Cat Kuku atau Kutek
Produk kutek, termasuk berbentuk gel, cairan, dan bubuk, umumnya mengandung bahan-bahan seperti:
1. Dibutyl phthalate (DBP),
2. Toluene,
3. Formaldehida,
4. Kamper,
5. Parafin,
6. Metakrilat,
7. Aseton
8. Asetonitril.
Jenis-jenis Cat Kuku atau Kutek
1. Cat kuku biasa
Jenis kutek yang paling sering digunakan untuk mengecat kuku ialah cat kuku konvensional, yang biasanya harus dioleskan beberapa kali pada kuku dan dapat dikeringkan dengan udara.
Kandungan polimer di dalam kutek konvensional dilarutkan dalam pelarut. Selama proses pengeringan, pelarut tersebut akan menguap dan polimer pun mengeras, sehingga menghasilkan cat yang menempel pada kuku.
2. Cat kuku gel
Cat kutek gel terbilang cukup tahan lama dibandingkan jenis yang lainnya karena mengandung jenis polimer metakrilat.
Cara pemakaiannya pun mirip dengan cat kuku pada umumnya, tapi tidak akan mengering dengan sendirinya. Jadi perlu dikeringkan dengan bantuan lampu LED atau ultraviolet.
Berbeda dengan kutek biasa, kutek gel lebih sulit dihilangkan dan dapat bertahan selama dua minggu, atau bergantung pada formula di dalamnya.
3. Cat kuku bubuk
Selain jenis kutek gel, adapula jenis kutek dalam bentuk bubuk. Varian yang satu ini biasa digunakan dalam proses manikur dan pedikur.
Cat yang terdiri dari bubuk akrilik halus ini nantinya akan dicampurkan dengan bahan perekat agar warnanya dapat menempel. Lalu, kuku jari akan dicelupkan atau dioleskan pada kuku.
Jenis perawatan yang satu ini mengandung cairan berbahan kimia yang menyebabkan polimerisasi dan dapat meninggalkan ‘cangkang’ yang cukup keras.
4. Cat kuku velvet
Cat kuku jenis velvet tersedia dalam dua bentuk yaitu cair dan bubuk yang umumnya harus dipakai bersamaan. Caranya, oleskan cat kuku cair pada kuku sebagai dasar. Kemudian taburkan bubuk velvet dan biarkan mengering. Kuku pun akan terlihat memiiki bulu-bulu yang sangat cantik dan elegan.
5. Cat kuku glitter
Sama seperti namanya, kutek jenis glitter memiliki warna yang menyala dan cenderung glamour bila terkena cahaya atau mengkilap seperti highlighter atau simmer. Cara pemakaiannya sama seperti kuteks biasa atau bisa memakai bantuan spons agar kandungan glitter di dalamnya merata. Namun sayangnya, meski kuteks glitter tahan lama, jenis ini agak sulit dihapus meski dengan nail polish remover.
6. Cat kuku crack
Jenis kuteks ini biasanya dipakai sebagai tambahan kuteks biasa. Seperti namanya, jenis cat kuku ini akan memberikan efek retak pada kuku. Jika Anda hanya memakai kuteks ini saja, maka warnanya tidak akan merata. Maka dari itu, Anda memerlukan warna dasar yang biasanya merupakan kuteks glossy biasa.
7. Cat kuku non-toksik’ atau ‘tidak beracun
Sebenarnya, label non-toksik pada cat kuku cukup sulit untuk dijelaskan. Akan tetapi, label non-toksik pada kutek mengacu pada ketiadaan lima bahan yang cukup spesifik, yakni:
- formaldehida,
- toluene,
- dibutyl phthalate (DBP),
- formaldehida resin
- kamper.
Efek Samping Menggunakan Cat Kuku
Mengecat kuku memang dapat meningkatkan tampilan kuku. Sayangnya, kebanyakan produk kutek mengandung tiga bahan beracun yang dapat mengganggu kesehatan, seperti:
1. Dibutyl phthalate (DBP)
Dibutyl phthalate merupakan senyawa kimia yang digunakan agar kutek lebih fleksibel. Selain itu, senyawa kimia ini juga mencegah kuku yang dicat menjadi rapuh dan terkelupas.
Meski begitu, DBP ternyata disebut dapat mengganggu organ reproduksi, seperti mengganggu hormon endokrin. Itu sebabnya, DBP sudah sangat jarang digunakan, terutama di negara-negara Eropa karena memiliki dampak yang cukup berbahaya.
2. Toluene
Toluene merupakan pelarut yang dipakai untuk mengencerkan kutek agar menjadi halus setelah dioleskan.
Pelarut biasanya cukup berbahaya, terutama bagi sistem saraf. Beberapa orang menghirup cat semprot, lem, dan bensin dapat menjadi pusing dan pingsan.
3. Formaldehida
Formaldehida pun juga dianggap dapat mengganggu kesehatan, terutama bagi penderita alergi terhadap formaldehida. Oleh karena itu, orang yang memiliki alergi ini dianjurkan untuk menggunakan perawatan kuku tanpa formaldehida.