Jenazah Tangmo Nida Dikremasi setelah 3 Bulan Kematiannya
Kematian artis Thailand, Tangmo Nida masih menjadi kontroversi. Sejak sang artis jatuh di Sungai Chao Phraya pada 24 Februari 2022 lalu, jenazahnya juga masih belum dimakamkan atau dikremasi.
Akhirnya, setelah tiga bulan berlalu, jenazah Tangmo Nida akhirnya dikremasi. Dikutip dari media Thai PBS, proses kremasi berlangsung di krematorium The Rangsit Methodist Church di Provinsi Pathum Thani, pada Selasa 24 Mei 2022.
Sekitar pukul 11 siang waktu setempat, jenazah Tangmo Nida dibawa masuk ke kapel gereja. Tempat itu dihiasi dengan mawar putih dan pink, warna kesukaan mendiang.
Menurut daftar acara prosesi ini, pelayat yang merupakan keluarga dan sahabat dekat mendiang menyanyikan lagu-lagu rohani sekitar pukul dua siang, dipimpin penyanyi Thailand Anchalee Chongkhadikij dan Praew Kanitkul. Selanjutnya, ibunda Tangmo Nida, yakni Panida Sirayootyotin, membacakan eulogi untuk sang buah hati.
Kremasi Tangmo Nida dilaporkan hanya dihadiri 150 tamu di chapel tersebut yang diisi dari pihak keluarga, kerabat, dan sahabat. Keputusan itu juga didasari atas pertimbangan protokol kesehatan yang masih berlaku di Thailand.
Setelah kremasi dilakukan, abu mendiang bisa diambil pihak keluarga.
Kremasi jenazah Tangmo Nida ini sekaligus membatalkan permintaan autopsi lebih lanjut atas tubuh mendiang. Jenazah Tangmo Nida diketahui telah menjalani dua kali autopsi. Pertama adalah untuk penyelidikan polisi, sementara yang kedua adalah atas permintaan sang ibunda.
Menurut hasil autopsi kedua, terdapat 22 luka di kaki jenazah. Namun tidak ditemukan gigi yang patah, tulang patah, atau luka di wajah juga di kepalanya. Polisi Thailand sendiri belum memiliki kesimpulan pasti soal kasus kematian Tangmo Nida.
Pada April lalu, Tangmo Nida disebut polisi tidak jatuh dari kapal secara tidak sengaja, tapi mereka juga menyebut tidak menemukan indikasi pembunuhan. Mereka berkesimpulan bahwa Tangmo Nida jatuh ke sungai yang kemudian meninggal dunia akibat kelalaian orang lain.
Sejauh investigasi yang telah berjalan berbulan-bulan, sebanyak lima orang yang hadir di kapal pada malam kejadian, ditambah dengan seorang yang menduga memberikan arahan kepada mereka sebelum bersaksi ke kepolisian, telah didakwa dengan sejumlah tuduhan.
Mereka didakwa mulai dari memberikan keterangan palsu ke kepolisian, menghancurkan bukti menjalankan kapal tanpa izin, menggunakan izin kedaluwarsa, membuang sampah sembarangan, dan kelalaian yang menyebabkan kematian orang lain.
Keenam orang itu sendiri adalah Thanupat Lerttaweewit selaku pemilik kapal; Paibul Trikanchananan selaku juru mudi; Wisapat Manomairat; Nitas Kiratisoothisathorn; Idsarin Juthasuksawat; serta Peem Thamthirasri yang mengarahkan mereka memberikan kesaksian palsu. Thanupat juga didakwa dengan penggunaan obat-obatan.