Jenazah Dikremasi, Polisi Rilis Kronologi Kematian Marco Panari
Aktor Marco Panari, meninggal dunia pada Sabtu 30 Januari lalu. Pihak kepolisian menyebut, adik artis Angela Gilsha ini menghembuskan napas terakhir di usia 23 tahun karena tersedak. Kasus ini masih dalam penyelidikan polisi.
Kanit Reskrim Polsek Menteng, Kompol Ghozali Luhulima mengungkap, kronologi kematian Marco Panari. Saat kejadian, korban tengah berada di apartemen seorang teman yang berada di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Ia disebutkan sempat minum-minuman beralkohol. Tidak hanya di apartemen, Marco Panari dan teman-temannya minum di dua lokasi berbeda.
"Di apartemen itu minumnya. Dia minum dua kali. Dia minum malamnya di situ, akhirnya pindah ke (daerah) Jakarta Selatan sana. Jam 7 pagi balik lagi ke apartemen itu minum," beber Ghozali Luhulima, Rabu 3 Februari 2021.
"Di apartemen itu mereka minum, minuman alkohol. Dari teman-temannya ini sudah dibilang, 'Lo jangan minum kebanyakan.' Memang ibunya telepon mau casting. Dia bilang, 'Gue minum gue casting nggak apa-apa, gue minum aja,'" sambungnya.
Ternyata saat itu, Marco Panari juga tengah mengonsumsi mie instant. Sebelum meminum-minuman beralkohol, Marco Panari juga mengalami mimisan.
"Yang makan mie instant ini korban sendiri. Karena satu itu. Sebelum minum itu, memang korban ini diketahui keluar darah di hidung. Katanya sebelum minum dia mimisan," tutur Ghozali Luhulima.
Pada malam hari, Sabtu 30 Januari, terjadi insiden tersebut. Marco Panari dilarikan ke rumah sakit di kawasan Kali Pasir dalam kondisi sudah meninggal dunia.
"Waktu awal kejadian sudah meninggal, kemudian kan dibawa ke rumah sakit di Kali Pasir," ungkap Ghozali Luhulima.
Dari dokter yang memberikan pertolongan pertama untuk Marco Panari menjelaskan penyebab meninggalnya sang aktor karena tersedak.
Atas permintaan keluarga, jenazah Marco Panari dibawa ke Rumah Sakit Polri. Jenazah Marco Panari dibawa ke Rumah Sakit Polri di Kramat Jati untuk dilakukan visum.
Namun, saat sampai di rumah sakit sang bunda berubah pikiran dan menerima meninggalnya Marco Panari. Sang bunda pun meminta untuk dilakukan visum luar.
"Setelah itu ibunya berubah pikiran akhirnya ya sudah terima meninggalnya almarhum ini akhirnya permintaan visum luar. Yaudah keluarga minta ya sudah. Tapi, tetap hasil dari visum itu akan jadi acuan," beber Kompol Ghozali Luhulima.
Sampai saat ini polisi masih menunggu hasil visum jenazah Marco Panari. Jenazah Marco Panari diterbangkan ke Bali, pada Minggu 31 Januari. Ibadah pelepasan jenazah Marco Panari pun digelar pada Selasa, 2 Februari pukul 11.00 WITA. Video ibadah tersebut dikutip Ngopibareng.id dari kanal YouTube Pratama Multimedia.
Dalam kesempatan itu para keluarga dan kerabat tampak memenuhi Rumah Duka di Denpasar, Bali. Peti jenazah Marco Panari tampak dihiasi dengan deretan bunga juga potret dirinya di sekitaran. Suasana haru tampak mengiringi ibadah pelepasan tersebut. Protokol kesehatan tampak tetap diterapkan dalam acara tersebut.
Pembacaan daftar riwayat hidup Marco Panari menjadi sesi pertama ibadah pelepasan. Riwayat hidup lelaki bernama lengkap Marco Gilbert Panari mulai dari lahir hingga menutup hayat dibacakan. Lagu Let It Be dari The Beatles menjadi lagu yang dipilih Angela Gilsha dalam sesi tersebut. Dia tampak menghayati barisan lirik di lagu tersebut.
Angela Gilsha dan orangtuanya juga tampak tegar dalam sesi tersebut. Mereka cukup kuat memberikan penghormatan terakhirnya untuk mendiang Marco Panari. Jenazah Marco Panari kemudian dikremasi di krematorium kristen di Mumbul Nusa Dua Bali.
Video ibadah kremasi Marco Panari dikutip Ngopibareng.id dari kanal YouTube Pratama Multimedia.