Jenazah Di Plengkung Dipastikan Bukan Korban Kapal Bintang Sonar
Mayat Pria yang dievakuasi dari pantai Plengkung pada, Kamis, 5 Agustus 2021 dipastikan bukan awak kapal nelayan Bintang Sonar yang mengalami kecelakaan pada Senin, 2 Agustus 2021. Kepastian ini didapatkan setelah pihak keluarga dari empat nelayan yang hingga saat ini masih dinyatakan hilang melakukan identifikasi pada jenazah yang ditemukan tersebut.
Kasat Polairud Banyuwangi, Kompol Jeni Al Jauza menyatakan, jenazah pria yang dievakuasi dari pantai Plengkung pada Kamis kemarin saat ini masih belum diketahui identitasnya. Mulanya, jenazah tersebut, diyakini sebagai Hafidi, salah satu nelayan yang menjadi korban dalam kecelakaan kapal nelayan Bintang Sonar.
“Tapi karena kita melakukan pencarian korban kapal nelayan Bintang Sonar yang tenggelam, semua berpersepsi mayat itu satu dari empat korban yang belum ditemukan,” jelasnya, Jumat, 6 Agustus 2021 sore.
Dijelaskannya, setelah berhasil dievakuasi, mayat tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Muncar. Sesampainya di sana, petugas menghadirkan keluarga Hafidi, namun saat itu keluarga tidak ada yang mengenali dan tidak mengakui jenazah tersebut sebagai keluarganya.
“Akhirnya mayat tersebut kita geser ke RS Blambangan karena di sana ada alat untuk pembekuan jenazah. Dengan harapan kita sambil menunggu pihak korban yang lain biar jelas itu sebenarnya siapa,” tegasnya.
Jumat siang, seluruh keluarga dari empat korban kapal Nelayan Bintang Sonar yang belum ditemukan didatangkan ke kamar Mayat RSUD Blambangan untuk melakukan identifikasi. Satu persatu mereka diminta untuk mengecek dan melihat secara langsung ciri-ciri fisik apakah jenazah tersebut keluarga mereka. Namun tidak ada satupun dari mereka yang mengenali.
Agar tidak muncul polemik, lanjutya, keluarga dari empat korban kecelakaan kapal nelayan Bintang Sonar diajak ke Satpolairud Banyuwangi. Mereka diberikan penjelasan serta pemahaman dan selanjutnya dibuatkan pernyataan yang menyatakan jenazah tersebut bukan korban dari kecelakaan kapal Bintang Sonar.
“Yang jelas jenazah yang di RSUD Blambangan statusnya Mr. X. Jadi saya tekankan korban kapal Bintang Sonar tetap jumlahnya empat, bukan tiga,” tegasnya.
Keempat korban kecelakaan kapal nelayan Bintang Sonar yang masih belum ditemukan itu adalah Abdul Hadi, Efendi, Hafidi, dan Herman.
Sambil menunggu perkembangan lebih lanjut, jenazah tersebut akan tetap dititipkan di Kamar Mayat RSUD Blambangan. Jika dalam dua atau tiga hari tidak ada keluarganya yang mengaku, maka mayat tersebut akan segera dimakamkan.
“Dalam dua tiga hari ini akan dimakamkan di pemakaman umum belakang RSUD Blambangan,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, anak dari Hafidi, M. Kenel Febrian Afilida menjelaskan, berdasarkan ciri fisiknya, Dia memastikan mayat itu bukanlah ayahnya. Pada dada mayat tersebut terdapat bulu dada sedangkan ayahnya tidak memiliki bulu dada.
“Ayah saya ada tahi lalat agak menonjol di hidung depan dan di bagian belakang kepala, itu tadi tidak ada,” ujarnya.
Sementara itu, anak dari Abdul Hadi, Betty Alfianita, 19 tahun menyatakan, setelah melihat langsung jenazah tersebut, dirinya juga meyakini mayat tersebut bukanlah ayahnya. Menurutnya, ayahnya tidak memiliki bulu dada, sedangkan mayat tersebut memiliki bulu dada.
“Ayah saya pakai gigi pasangan, sedangkan mayat tersebut giginya masih asli,” tegasnya.