Jemput Pasien Positif, Satgas Probolinggo Dihadang Ratusan Warga
Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo gagal menjemput seorang perempuan, AM, warga Dusun Parsean, Desa Tamansari, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo. Penyebabnya, ratusan warga desa setempat menutup akses jalan di jalur pantai utara (Pantura) sehingga mobil Satgas Covid-19 tidak bisa masuk ke desa tersebut.
Koordinator Gakkum Gugus Tugas Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto membenarkan ada penghadangan terhadap mobil satgas yang hendak mengevakuasi perempuan yang positif Covid-19. “Kejadian Senin petang. Kami berusaha berkoordinasi dengan Forkopimda dan tokoh masyarakat desa agar bisa menjemput perempuan yang positif Covid-19,” katanya, Selasa, 29 September 2020.
Dikatakan, hingga kini satgas terus mendekati masyarakat agar mengizinkan untuk mengevakuasi perempuan tersebut. Tujuannya, agar perempuan itu bisa diisolasi dan mendapatkan perawatan di sebuah rumah sehat di Kecamatan Gending. “Kalau dibiarkan tetap di desa, risikonya virus bisa menyebar ke mana-mana,” kata Ugas.
Informasi soal penghadangan Satgas Covid-19 itu sempat diunggah di media sosial (medsos). Sebuah video diunggap oleh akun Ahmad Ken di grup Facebook Informasi Lalulintas Kriminal Probolinggo (ILKP).
Dalam tayangan video itu terlihat, warga berusaha menolak petugas Satgas yang datang ke desa yang dihubungi mayoritas nelayan itu. Sambil menghadang petugas, warga berteriak-teriak tidak ada Corona di desa tersebut.
Warga pun memasang beragam “barikade” (penghalang) seperti kursi, dipan bambu, dan perabotan rumah lainnya di jalan masuk ke Parsean. Sehingga mobil ambulans yang hendak menjemput perempuan hamil positif Covid-19 tidak bisa masuk ke Parsean.
Untuk menghindari bentrok fisik, petugas Satgas Covid-19 dari Kecamatan Dringu dan Kabupaten Probolinggo memilih menunda evakuasi perempuan itu.
Terkait status positif Covid-19 perempuan itu, kata Ugas, diketahui melalui tes swab. Awalnya, perempuan hamil itu melakukan pemeriksaan melalui rapid test, hasilnya dinyatakan reaktif. “Usai persalinan, dia dilakukan swab, hasilnya positif,” katanya.
Sang ibu kemudian dikarantina di perkantoran Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Probolinggo. Tetapi Senin, 28 September 2020, kata Ugas, perempuan itu dijemput keuarganya dengan naik sepeda motor untuk dibawa pulang.
Satgas sebenarnya bermaksud perempuan tersebut untuk diisolasi di sebuah rumah bersalin. Tetapi karena terjadi penghadangan, evakuasi itu tertunda. “Mudah-mudahan pihak keluarganya segera sadar,” harap Ugas.
Kabupaten Probolinggo sendiri sejak Senin lalu, 28 September 2020 statusnya termasuk zona merah. Kini sebanyak 977 orang dilaporkan positif Covid-19. Terinci, 110 orang dirawat, 819 orang sembuh, dan 48 orang meninggal.