Jemput Paksa Pasien Covid, Meninggal, Satu Dusun Di-Lockdown
Warga satu dusun di Desa Wringinanom, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo di-lockdown lokal setelah seorang warga setempat yang positif Covid-19 meninggal dunia. Sebelumnya, puluhan warga Wringinanom sempat ngeluruk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tongas untuk memulangkan paksa pasien yang sedang dirawat.
“Kami akhirnya melakukan isolasi atau lockdown skala dusun di Desa Wringinanom untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19,” kata Koordinator Keamanan dan Penegakan Hukum Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto, Senin, 21 September 2020.
Lockdown diterapkan dengan pertimbangan banyak warga Wringinamon yang kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Yakni, saat puluhan warga Wringinanom ngeluruk RSUD Tongas, Kamis sore, 17 September 2020 lalu.
Saat itu warga menolak, pasien tersebut dirawat dengan protokol kesehatan. Mereka kemudian beramai-ramai membawa paksa pasien yang masih diinfus itu pulang ke rumahnya di Wringinamon.
Sebelumnya pasien tersebut sempat dirawat di Rumah Sakit Wonolangan, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo. Pertimbangannya, rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Kabupaten Probolinggo sedang penuh.
Menjelang pemindahan pasien dari RS Wonolangan ke RSUD Tongas sempat dilakukan rapid test dan hasilnya reaktif. Demi kehati-hatian, pihak RSUD Tongas kemudian menerapkan protokol kesehatan terhadap pasien tersebut.
Hal ini justru membuat keluarga pasien keberatan karena menganggap pasien tersebut tidak terpapar Covid-19. “Pasien dan keluarganya bersikukuh, sakit yang dialami pasien merupakan sakit menahun,” kata Ugas.
Keluarga pun melakukan kontak erat dengan pasien selama dirawat di RSUD Tongas. Bahkan Satgas Covid-19 Kecamatan Tongas pun sempat memediasi keluarga agar tidak mendekati pasien.
Tetapi Kamis sore tiba-tiba sekelompok massa ngeruduk RSUD Tongas untuk membawa pulang paksa pasien. Akhirnya pasien dalam kondisi kritis dan masih diinfus dibawa pulang ke rumahnya.
“Takdir Allah, besoknya, Jumat pagi, 18 September 2020, pasien tersebut meninggal dunia di rumahnya,” kata Ugas.
Hasil tes swab terhadap pasien sebenarnya sudah keluar Kamis malam, beberapa jam setelah pasien dijemput paksa puluhan orang. Akhirnya hasil swab itu ditunjukkan kepada keluarga di rumah duka.
“Syukurlah akhirnya pihak keluarga bisa menerima, sehingga jenazah dirawat dengan protokol kesehatan hingga pemakamannya,” ujar Ugas. Satgas Covid-19 pun melalukan tracing terhadap keluarga, juga orang-orang yang kontak erat dengan pasien.