Jember Klaim jadi Pusat Kopi Robusta Terbaik di Indonesia
Pemkab Jember mendeklarasikan wilayahnya sebagai pusat kopi robusta terbaik di Indonesia. Pernyataan itu disampaikan Bupati Jember Hendy SIswanto ketika memperingati Hari Kopi Internasional, di Bandara Notohadinegoro Jember, Jawa Timur.
Jember Pusat Kopi Robusta Indonesia
"Hari ini kami mencanangkan Jember sebagai pusat produksi kopi robusta terbaik di Indonesia dengan bantuan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia," kata Hendy, dikutip Sabtu 2 Oktober 2021.
Menurutnya, kopi robusta Jember memiliki cita rasa yang khas karena ditanam di sekitar pegunungan, seperti Gunung Raung dan Argopuro. Sehigga, kopi robusta yang dihasilkan disebut berkualitas terbaik.
Selain itu, Pemkab Jember juga menjalin kerja sama dengan akademisi setempat, untuk meningkatkan kualitas kopi robusta, lewat riset ilmiah. "Pemkab Jember menjalin kerja sama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, Universitas Jember, dan Politeknik Negeri Jember dalam hal edukasi budidaya tanaman kopi untuk meningkatkan mutu serta proses olahan kopi robusta," katanya.
Potensi Kopi Jember
Sementara Ketua Puslit Koka Indonesia Agung Wahyu Susilo mengatakan potensi areal kopi robusta di Jember sekitar 32 ribu hektare mulai dari bagian utara hingga timur dengan ketinggian 300 meter dari permukaan laut (mdpl) hingga 700 mdpl.
"Sebenarnya kopi saat ini menjadi bagian perhutanan sosial dan diakui secara internasional, sehingga kopi yang dikelola tersebut tidak akan bertentangan dengan konsep lingkungan, termasuk yang dikembangkan Puslit Koka Indonesia yang memiliki akar kuat untuk menahan resapan air," tuturnya.
Kopi memiliki efek ekonomi yang sangat besar, sehingga gerakan pengembangan kopi dengan seluruh sistemnya dari hulu hingga hilir akan memiliki dampak yang besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan ekonomi daerah.
Secara historis, kopi sudah dibudidayakan di wilayah Jember sejak 300 tahun yang lalu dan merupakan salah satu penopang ekonomi masyarakat Jember. Luas areal kopi robusta Jember kini mencapai 18.000 hektare dengan produksi lebih dari 11.000 ton setiap tahun.
Bahkan, potensi lahan untuk pengembangan kopi robusta mencapai sekitar 32.000 hektare dan tersebar di hampir semua kecamatan di kabupaten setempat. (Ant)