Jember Ajukan Pegon Sebagai Warisan Budaya ke Kemendikbudristek
Pegon merupakan alat transportasi tradisional yang sudah jarang ditemukan di Jember. Transportasi yang ditarik oleh sapi itu, biasanya digunakan untuk mengangkut pasir dan hasil bumi masyarakat pada zaman dulu.
Kendati sudah jarang, transportasi Pegon di Kabupaten Jember bukan berarti punah. Setidaknya masih ada 42 pegon yang masih dapat dijumpai di Jember.
Sebanyak 42 pegon tersebut tampil dalam Festival Pegon yang digelar di Pantai Watu Ulo, Kecamatan Ambulu, Jember pada Minggu, 21 April 2024. Pegon-pegon itu berjalan berarak-arakan menuju Pantai Watu Ulo.
Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, masyarakat Jember pada zaman dulu memiliki kebiasaan melakukan kegiatan syukur tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Masyarakat biasanya menaiki pegon ke menuju pantai sambil membawa berbagai hidangan dari rumah.
Makanan tersebut kemudian dimakan bersama sambil menikmati pantai. Sementara pemilik pegon melakukan ritual memandikan sapi di tepi pantai.
Kebiasaan baik tersebut diwariskan secara turun temurun sampai saat ini. Karena itu, kegiatan syukur itu kemudian dikemas dengan Festival Pegon.
“Dalam Festival Pegon ini juga ada gundukan dan sajian dari hasil bumi yang disedekahkan kepada masyarakat. Kegiatan ini rutin setiap tahun tujuh hari setelah lebaran. Awalnya ini merupakan tradisi syukur yang diwariskan dari generasi ke generasi yang harus kita lestarikan,” katanya.
Tak hanya melestarikan kegiatan tahunan itu, Dinas Pariwisata Pemkab Jember juga telah memasukkan pegon sebagai transportasi wisata. Hendy berharap tiap akhir pekan atau bahkan tiap hari disediakan transportasi pegon berbayar di kawasan objek wisata.
Karena itu, Hendy mengajak warga yang memiliki pegon agar berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Jember.
Para wisatawan nantinya bisa merasakan sensasi naik pegon. Meskipun laju pegon sangat lambat karena menggunakan sapi, namun masyarakat bisa merasakan sensasinya yang lembut.
“Transportasi pegon sebagai bagian dari wisata tidak menawarkan kecepatan, karena sudah dipastikan jalannya pelan, karena pakai sapi, jarak 1 Km bisa satu jam. Namun, kita menawarkan sensasinya saat naik pegon,” tambahnya.
Selain itu, sebagai upaya pelestarian budaya, Pemkab Jember telah mendaftarkan Pegon sebagai warisan budaya ke Kemendikbudristek dan Kemenparekraf. Pemkab Jember berharap pegon nantinya bisa ditetapkan sebagai Kharisma Event Nusantara dan warisan budaya tak benda.
“Dinas Pariwitas Jember telah lama mengajukan ke Kemendikbudristek dan Kemenparekraf agar pegon ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dan menjadi Kharisma Even Nusantara di Jember,” pungkasnya.`