Jembatan Kaca Bromo Dibuka Insidental Sebelum Diresmikan
Pembangunan fisik dan fasilitas penunjangnya telah selesai, tapi Jembatan Kaca Seruni Point di kawasan Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, belum juga diresmikan. Kementerian PUPR yang membangun jembatan di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, mempersilakan kepada Pemkab Probolinggo untuk mengoperasikan jembatan itu secara insidental.
"Benar, kami diminta membuka jembatan kaca secara insidental untuk kelompok-kelompok masyarakat," jelas Kepala Dinas Kepariwisataan, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Kabupaten Probolinggo, Heri Mulyadi, Jumat, 23 Agustus 2024.
Kategori insidental, lanjut Heri, jumlah orang dan waktunya dibatasi. Dispopar pun memberi kesempatan bagi kelompok-kelompok seperti, jajaran pemerintahan, swasta, hingga awak media untuk mencoba melintasi jembatan kaca.
Untuk mencoba jembatan kaca, kata Heri, kelompok masyarakat harus lebih dulu mengirimkan surat permohonan ke Dispopar. Selanjutnya, Dispopar meneruskan permohonan itu kepada Kementerian PUPR.
"Tujuannya, agar pemerintah pusat mengetahui, sebelum jembatan kaca ini diresmikan, harus terlebih dahulu dinikmati oleh masyarakat, khususnya warga Sukapura," jelas mantan Camat Dringu itu.
Beberapa waktu lalu, Dispopar mengajak 100 pelaku UMKM di Kecamatan Sukapura melintasi jembatan kaca.
Heri menambahkan, harga tiket jembatan kacab belum ditentukan besarannya. Sehingga kelak setelah peresmian, soal tiket akan dibahas lebih lanjut.
Disinggung kapan jembatan kaca diresmikan, Heri mengatakan, masih menunggu dari Kementerian PUPR. "Yang jelas, seluruh gedung dan fasilitas telah selesai, tinggal kami memanfaatkan ruang-ruang kosong yang ada untuk kebutuhan lain," terang dia.
Memang sempat ada rencana jembatan kaca diresmikan Presiden Jokowi, awal 2024 lalu, tetapi batal terlaksana. Setelah itu, fasilitas penunjang jembatan kaca ditambah.
Jembatan kaca membentang di antara dua bukit sepanjang 120 meter, di atas kurang 80 meter, dengan lebar 1,5 hingga 3 meter. Jembatan tersebut menggunakan menggunakan tiang cor bertulang dengan struktur kaca berlapis (laminated tempered glass) setebal 25,55 milimeter atau 2,5 cm.
Kementerian PUPR sudah menguji kelayakan terhadap jembatan di pinggiran Lautan Pasir (Kaldera) Bromo itu. Selain kaca berlapis, struktur jembatan dilengkapi double protection steel berupa baja galvanis yang dilengkapi cat epoxy, untuk mencegah karat.
Heri menegaskan, jembatan kaca di Bromo bisa menampung 100 orang sekaligus atau berat total sembilan ton.