Jembatan Gantung Kedungringin, Banyuwangi Permudah Akses Warga
Sebuah jembatan menghubungkan dua Dusun di Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar Banyuwangi, Jawa Timur. Jembatan ini diharapkan bisa mendongkrak ekonomi masyarakat. Sebab, jembatan gantung ini juga menjadi destinasi wisata alternatif. Selain itu, secara sosial, jembatan ini memangkas jarak untuk anak-anak yang menimba ilmu di sekolah maupun pesantren.
Jembatan dengan bentangan sepanjang 80 meter ini resmi dioperasikan anggota Komisi V DPR RI Sumail Abdullah, Minggu, 12 Februari 2023. Peresmian jembatan yang menghubungkan Dusun Kedungringin dan Dusun Krajan ini ditandai dengan jalan sehat dan gowes bersama masyarakat Muncar dan sekitarnya.
“Ini tentu luar biasa manfaatnya,” jelas politisi Partai Gerindra ini.
Jembatan gantung ini, menurut Sumail Abdullah, berfungsi pendongkrak ekonomi kerakyatan. Karena di sekitar jembatan banyak berdiri warung-warung milik masyarakat setempat. Sehingga terjadi transaksi ekonomi. Sebab tempat ini sudah menjadi salah satu wisata alternatif.
Tidak hanya itu, jembatan ini menurutnya juga berfungsi sosial. Selama ini, selama puluhan tahun interaksi dua dusun tersebut terhalang oleh sungai besar. Sehingga, akses antara dua Dusun ini harus melalui jalan memutar yang membutuhkan waktu tempuh sekitar satu jam.
“Begitu ini terkoneksi cuma butuh dua tiga menit saja. Sehingga silaturahim semakin kuat,” tegas Sumail Abdullah.
Dia menambahkan, keberadaan jembatan ini juga memberikan kemudahan bagi warga untuk mendapatkan akses pendidikan dan juga pekerjaaan. Sehingga masyarakat yang membutuhkan akses pendidika, pekerjaan, maupun layanan pemerintahaan bisa dengan mudah dan cepat melintasi jembatan tersebut.
“Masyarakat yang bekerja di pabrik-pabtik, banyak pekerja yang lantas mengambil jalan pintas di sini. Sehingga waktu mereka sangat efektif,” ujar Sumail Abdullah.
Tahun 2023, lanjut Sumail Abdullah, ada dua titik lagi yang akan dibangun jembatan gantung, yakni Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro dengan bentangan sepanjang 120 meter. Bentangan ini merupakan yang terpanjan di Jawa Timur. Titik lainnya ada di Desa Rejoagung, Kecamatan Srono.
“Sudah dilakukan DED (detail engineering desain) dan di lelang tahun ini,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, Supardi, mengatakan, keberadaan jembatan ini sangat bermanfaat dan memudahkan akses masyarakat. Menurutnya, di Dusun Krajan banyak terdapat perkantoran, layanan masyarakat dan pabrik-pabrik. Sedangkan di Dusun Kedungringin banyak terdapat pondok pesantren dan sekolah.
Sehingga dengan keberadaan jembatan ini, masyarakat dua Dusun ini bisa lebih mudah dalam mengakses pendidikan, pondok pesantren dan juga akses layanan maupun ke pabrik tempat masyarakat kerja.
“Bagi yang ke pondok pesantren mudah, ke pendidikan enak. Bagi yang mau ke kantor lewatnya mudah. Hanya setengah jam, dulu sebelum ada jembatan bisa satu sampai dua jam baru nyampe, keliling itu,” jelasnya.
Supardi menambahkan, 50 persen warga merupakan petani. Sedangkan 50 persen lainnya nelayan dan bekerja di perusahan atau pabrik di wilayah Muncar kota. Dengan adanya jembatan ini, warga sangat dimudahkan karena akses mereka bisa lebih dekat menuju sekolah maupun pabrik-pabrik.
“Sekarang, alhamdulillah setengah jam sudah sampai ke tempat bekerjanya,” ujarnya.