Jemaah Gereja tak Terganggu Reuni 212
Umat Kristiani di beberapa Gereja mengatakan tidak merasa terganggu dengan pelaksaan Reuni Akbar Persaudaraan Alumni (PA) 212. Mereka dapat melaksanakan ibadah minggu pagi dan baik.
"Tidak terganggu saya dapat beribadah minggu seperti biasa," kata Selvie, seorang jemaat Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat ( GPIB ) Imanuel di Jl Medan Merdeka Timur, Gambir Jakarta Pusat, Minggu 2 Desember 2018.
Waktu berangkat sempat ragu, karena peserta reuni sudah bergerak menuju Monas sejak Sabtu malam. Tapi dia bisa melawan keraguan itu dan berangkat ke Gereja bersama keluarganya.
"Puji Tuhan kami dapat beribadah dengan baik. Dan sempat dibantu peserta ketika mobil kami terjebak macet," kata Selvie.
Ungkapan yang sama juga dituturkan Maria, jemaat Gereja Katolik Katedral yang lokasinya persis di depan Madjid Istiqlal.
Dia tidak takut pergi ke Gereja Meskipun ada peserta berangkat dari Masjid Istiqlal dan akan lewat di depan Gerejanya. Maria berkeyakinan umat muslim sangat menghormati umat agama lain yang akan beribadah. Dengan keyakinan itu, Maria bersama ibu dan dua adeknya tetap ke Gereja tanpa rasa was was. "Saya banyak berteman dengan orang Islam. Bahkan tante kami seorang muslim. Kami saling menghormati," kata Maria setelah memarkir mobilnya di halaman parkir Masjid Istiqlal. Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo, melaui pesan tertulis menjelaskan, misa di Gereja Katedral berjalan sepeti biasa tidak ada perubahan waktu terkait Reuni Akbar PA 212. Reuni bertujuan untuk membangun ukhuwah, kenapa harus ditakuti. Ukhuwah kan artinya persaudaraan. Apa itu buruk, kata Uskup, yang mengaku dekat dengan para pemimpin Islam.(asm)Advertisement