Jemaah Gereja Diberondong, 26 Orang Tewas, Pelakunya Kulit Putih
Seorang pria bersenjata menyambangi sebuah gereja Baptis di Texas saat ibadah pada Minggu 5 November pagi, dan menembak mati puluhan jemaat, kata sheriff, dalam penembakan massal terbaru yang mengguncang Amerika Serikat (AS).
Sekitar 26 orang tewas, termasuk pelaku penembakan, kata Sheriff daerah Wilson, Joe Tackitt, kepada NBC News. Sedikitnya 10 orang terluka.
Motif penembakan belum diketahui, imbuhnya.
“Kami yakin pelaku yang akhirnya ditembak mati itu adalah pemuda kulit putih, mungkin berusia awal 20-an. Dia memakai pakaian serba hitam, seragam taktis dan mengenakan sebuah rompi balistik,” kata Freeman Martin, direktur regional Departemen Keselamatan Publik Texas. Pelaku, yang ditemukan tewas, bersenjatakan sebuah “senapan serbu Ruger AR,” katanya.
Walaupun pejabat tidak menyebutkan identitas pelaku, sejumlah outlet media menyatakan dia bernama Devin Patrick Kelley, yang dipecat secara tidak hormat dari Angkatan Udara AS.
Peristiwa ini terjadi tepat lima pekan setelah penembakan terburuk dalam sejarah modern AS, tragedi terbaru ini mendorong aliran ucapan belasungkawa, yang dipimpin Presiden AS Donald Trump.
Para jemaat ditembak di First Baptist Church di Sutherland Springs, sebuah daerah pedesaan kecil sekitar 50 kilometer sebelah selatan San Antonio.
Beberapa pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan jumlah korban tewas mencapai 27 orang dan korban luka 20 orang.
Pria bersenjata itu dikabarkan masuk ke gereja menjelang tengah hari -- saat ibadah pagi yang menurut saksi mata biasanya dihadiri sekitar 50 orang -- dan melepaskan tembakan.
Korban tewas meliputi putri pendeta Frank Pomeroy yang berusia 14 tahun, ungkap pemimpin gereja kepada ABC News.
Tidak diketahui bagaimana pelaku penembakan tewas. (afp)