Jelang Waisak, Gus Ipul Ingatkan Soal Kebhinekaan
Surabaya: Jelang hari raya waisak yang jatuh pada 11 Mei 2017 esok, Young Buddist Association (YBA) menggelar acara Vesak Festival 2017, yang bertemakan Unconditional Love.
Melalui Festival ini diharapkan segala bentuk perbedaan bisa disatukan demi kekuatan dan kemajuan bangsa, “Setiap tahun digelar Festival Waisak, tema yang diangkat pada intinya mengajak kita untuk merewat dan menyatukan perbedaan,” ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul), saat membuka Vesak Festival , di Atrium Tunjungan Plaza Surabaya 3, Rabu (10/5) sore.
Gus Ipul mengatakan, Kaum muda Buddhist ingin menyajikan pameran agar diketahui masyarakat dan di dalamnya terdapat pesan-pesan perdamaian. “Intinya adalah ingin perbedaan yang ada ini dilihat sebagai sesuatu pemberian Tuhan. Yang kemudian menjadi modal untuk membangun Indonesia di masa mendatang,” tegasnya.
YBA kembali menyelenggarakan Vesak Festival untuk ketiga kalinya. Pameran Waisak terbesar di Jatim ini diselenggarakan pada tanggal 10-14 Mei 2017 untuk memperingati Hari Raya Waisak.
Untuk mengingat dan meneladani cinta kasih Buddha kepada semua makhluk. Cinta kasih tanpa batas yang merupakan penerapan langsung dari cinta kasih, welas asih, simpati, dan keseimbangan batin. Nampak anyaman rotan patung Budha besar menjulang tinggi.
Festival kali ini direprentasikan melalui diorama-diorama Buddhisme. Antara lain, diorama pemandian kelahiran Pangeran Siddhartama Gautama, diorama pencerahan sempurna, diorama pengembaraan Buddha, Hall of Memory, Aspiration Tree, dan juga ada Stupa yang bisa menampilkan hologram peristiwa-peristiwa pangeran Siddharta Gautama.
Pengunaan rotan sebagai bahan utama diorama. Pemilihannya berdasarkan ciri khas rotan yang dapat memberikan kesan hangat sesuai dengan tema ini. Rotan juga adalah bahan naturan yang ramah lingkungan, namun untuk dapat membentuk anyaman rotan Buddha bukanlah proses yang mudah.
“Kami bekerja sama dengan pengrajin lokal yang memahami seluk beluk rotan dan memiliki nilai seni yang tidak kalah dari pengrajin mancanegara,” ujar Ketua Panitia Vesak Festival 2017 Gondo Wibowo.
Ia berharap, ketika pengunjung melihat Buddha rupang dari rotan, bisa menjadi ajang momentum bangkitnya seni rotan yang khas nusantara. Sehingga dapat meningkatkan kesadaran akan lingkungan dan kebanggaan akan hasil karya dalam negeri.
Selain menampilkan diorama, aksi nyata “Unconditional Love”, pengunjung akan dihibur dengan pertunjukkan seni dan budaya seperti Flashmob Meditation, pertunjukkan wayang potehi yang menceritakan kisah Legenda Kera Sakti, penampilan Kemung dan Surabaya Chinese Orchestra, serta persembahan anak sekolah minggu dari beberapa Vihara terkemuka di Surabaya. Pameran ini juga mendatangkan relik Sang Buddha. (frd)