Jelang Tanwir ke-51 Muhammadiyah, Empat Seminar Digelar
Jelang perhelatan Tanwir ke-51 Muhammadiyah tanggal 15-17 Februari 2019 di Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar Seminar Pra Tanwir bertajuk Sarasehan Kebangsaan di Theater Dome UMM, Kamis 7 Februari 2019.
Seperti diketahui, sebelum gelaran Tanwir, seminar Pra Tanwir digelar di empat universitas. Mulai dari Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Solo, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Rektor UMM, Fauzan mengatakan, tema Tanwir “Agama yang Mencerahkan” mengandung unsur imperatif atau memerintah. Yakni Muhammadiyah mengajak warganya untuk tidak sekadar menjadi warga yang beragama, melainkan beragama yang mencerahkan. Karena aksi ini merupakan bagian dari perintah agama Islam.
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” kata Fauzan mengutip sebuah hadits dalam sambutannya.
Selain itu, Fauzan menambahkan dalam hadits lainnya Rasulullah SAW menyebut, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” Dua hadits ini, menurut Fauzan adalah sebuah doktrin kemanusiaan yang tidak boleh dilupakan. Sampai-sampai Nabi menyebut, seminimal mungkin manusia berbuat baik dengan sesamanya melalui senyum.
“Bukan hanya sekadar senyum secara simbolik. Melainkan memberikan kedamaian kepada orang lain, memberikan kenyamanan kepada orang lain,” kata Fauzan.
Fauzan menjelaskan tema yang diangkat dalam Tanwir Muhammadiyah kali ini sarat akan makna menjunjung tinggi kemanusiaan. Seperti yang dikehendaki Islam.
Dalam artian lain, sambung Fauzan, Muhammadiyah diajak bersama-sama untuk memperjuangkan pemartabatan bangsa ini. Yang saat ini, ditengarai adanya cara-cara beragama yang paradoks. Demikian Fauzan menekankan bahwa tugas manusia adalah khalifah fil ardh atau wakil-wakil Tuhan di muka bumi.
“Tuhan Maha Pemaaf. Tuhan senantiasa memberikan kedamaian. Tuhan selalu berbuat baik tanpa perhitungan kepada makluk-makhluknya. Sifat-sifat ketauladanan itulah sebenarnya menjadi tanggung jawab kita semua. Persoalannya adalah, dunia, khususnya Indonesia sedang dihadapkan pada fenomena berkebalikan,” ungkapnya.
Sarasehan Kebangsaan yang digelar satu hari di UMM ini dihadiri langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. Turut hadir pula para tokoh, aktivis, akademisi, organisasi otonom dan pimpinan Muhammadiyah, mulai dari pusat, wilayah, daerah dan cabang.