Jelang Ramadhan Stok Beras Aman
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa stok beras menjelang masuknya Ramadan yang jatuh pada Mei 2018, dalam kondisi aman dan mencukupi.
Seusai menghadiri Rapat Koordinasi Serapan Gabah Petani (Sergap) 2018, Amran mengatakan bahwa berdasarkan laporan yang diterima dari Perum Bulog dan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, saat ini khususnya untuk harga beras sudah mengalami penurunan.
"Kita harus menurunkan harga, bila perlu, lebih stabil dari tahun lalu. Tapi yang jelas, stok pangan strategis, aman. Cukup, atau lebih dari cukup untuk Ramadan dan Idul Fitri, bahkan setelahnya," kata Amran, di Jakarta, Rabu, 9 Mei 2018.
Amran menambahkan, rapat koordinasi yang dilakukan kali ini merupakan momentum yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan serapan gabah petani (sergap) untuk memperkuat cadangan beras pemerintah.
Berdasarkan data Perum Bulog realisasi pengadaan gabah atau beras oleh Perum Bulog sebesar 678.238 ton atau kurang lebih sebesar 30 persen dari total target sampai 2018 yang sebesar 2,7 juta ton.
Target penyerapan ini akan terus diupayakan mengingat potensi panen masih cukup besar, terutama di sepuluh provinsi sentra, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.
Sementara posisi stok Perum Bulog saat ini tercatat sebanyak 1.145.000 ton. Dari total stok beras tersebut, sebanyak 678.000 ton merupakan beras hasil dari serapan dalam negeri, sebanyak 412.000 ton hasil impor dari Vietnam dan Thailand, dan masih ada sisa kurang lebih sebanyak 50.000 ton beras impor yang belum masuk ke Indonesia.
Lebih lanjut Amran Sulaiman, mengatakan pentingnya pengisian cadangan pangan pemerintah melalui pengadaan gabah atau beras. "Cadangan pangan pemerintah ini sangat penting untuk menanggulangi kekurangan pangan, gejolak harga, dan bencana," ujar Amran.
Tercatat, berdasarkan harga dari laman Food Station, harga beras IR-64 I tercatat sebesar Rp10.625 per kilogram, sementara untuk IR-64 II sebesar Rp9.600 per kilogram. Harga tersebut masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni sebesar Rp9.450 per kilogram di Pulau Jawa. (ant/wit)