Jelang Ramadan, Lamongan Diserbu Pedagang Kembang Luar Kota
Pedagang kembang luar kota mulai menyerbu Lamongan. Di antaranya datang dari Lawang, Malang. Mereka datang untuk memasok pedagang lokal yang mulai menjamur menyongsong tradisi ziarah makam menjelang Ramadan.
Agus, 45 tahun, asal Lawang, membawa kembang kenanga sebanyak lima karung pada Senin 20 Maret 2023, sore. Dalam waktu dua jam terlihat tidak henti-hentinya melayani pembeli.
Ia menjual kembang kenanga per kilogram seharga Rp150 ribu. Tetapi, ia yakin esok harinya harga sudah turun. Alasannya, dimungkinkan akan lebih banyak pedagang sepertinya yang datang.
'Kelihatannya saya paling awal datang ke Lamongan. Jadi masih bisa jual dengan harga lumayan. Bukan karena apa harga masih tinggi, kan juga banyak yang butuh," tuturnya, kepada Ngopibareng.id.
Sudah menjadi kebiasaan bagi Agus, setiap tahun ia pasti memasok kembang untuk keperluan nyekar saat ziarah makam. Tidak saat akan Ramadan, tetapi juga menjelang lebaran.
Biasanya, juga tidak hanya kembang kenanga saja. Terkadang mawar atau kembang gading, termasuk daun pandan. "Tapi, kali ini saya hanya bawa kenanga dulu. Mungkin besok kalau kembali lagi bawa kembang lainnya. Lihat pasaran," imbuhnya.
Memang, sejak pagi penjual kembang di Lamongan mulai menjamur. Banyak dijumpai di sepanjang Jalan Basuki Rahmat, Pasar Sidoharjo dan seputar Pasar Baru Lamongan, tengah kota. Selain itu, juga banyak dijumpai di area dekat makam, seperti di Jalan Jakgung Suprapto.
Ternyata, penjual kembang dadakan ini tidak hanya dari Lamongan saja. Namun, juga ada yang datang dari luar kota. Seperti Tuban dan Gresik
"Saya dari Ndukun (Kecamatan Dukun), Gresik. Saya setiap musim ziarah seperti puasa dan hari raya, pasti jualan di Lamongan. Kalau sore di sini (sekitar Pasar Baru), nanti malam pindah ke pasar kidul (Pasar Sidoharjo)," tukas Munikah.
Ia khusus menjual kembang siraman atau tabur untuk keperluan ziarah makam. Murah, per bungkus cuma dua ribu rupiah,. Monggo borong berapa bungkus," ucapnya.
Sebungkus itu terdiri dari beberapa kembang kenanga, serpihan bunga mawar, melati dan bunga warna warni lainnya serta rajangan daun pandan.
Ungkapan senada disampaikan Sati, penjual kembang asal Kembangbahu, Lamongan, harga per bungkus biasanya meningkat ketika menjelang sehari menjelang Ramadan. "Lumayan, untuk tanbahan penghasilan. Yang penting lagi hati senang," katanya.
Baik Agus asal Lawang, Munikah dari Gresik serta Sati asal Kembangbahu, mereka mengaku tidak mendapatkan untung berlimpah. Cukup sekadar tambahan. Hanya, mereka mengaku turut senang ketika bisa menjual kembang menjelang Ramadan maupun lebaran. "Tidak tahu ya, pokoknya hati terasa senang gitu aja," tutur Munikah
Advertisement