Jelang PTM Surabaya, Izin Wali Murid masih Sedikit
Rencana pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang akan digelar Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, 6 September 2021, ternyata belum mendapat atensi dari para wali murid. Pasalnya hingga saat ini izin dari wali murid agar anaknya menjalani PTM masih sangat minim.
Kepala Dispendik Surabaya, Supomo mengatakan, sampai saat ini untuk jenjang SMP baru 6,4 persen wali murid yang mengizinkan anaknya untuk mengikuti PTM terbatas dari total sekitar 115.000 siswa SMP di Kota Pahlawan.
“Untuk yang siswa SD sudah lebih banyak wali murid yang menyetujui. Persentasenya sebesar 9,2 persen,” ungkap Supomo.
Sedangkan, persentase wali murid tertinggi yang mengizinkan anaknya untuk mengikuti PTM datang dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebesar 50,2 persen. Lalu, hanya sekitar 0,5 persen wali murid dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang mengizinkan putra-putrinya untuk mengikuti PTM terbatas.
“PKBM itu seperti kejar paket A, B, dan C itu persentasenya sebesar 50,2 persen. Sementara dari LKP hanya 0,5 persen saja,” imbuhnya.
Supomo mengatakan, pada PTM terbatas ini izin dari wali murid menjadi syarat utama mengingat pembelajaran ini dilakukan di tengah pandemi Covid-19.
Mantan Kepala Dinas Sosial itu mengaku, tidak khawatir dengan masih sedikitnya wali murid yang mengizinkan putra-putrinya untuk mengikuti PTM terbatas. Menurutnya, hal ini terjadi dikarenakan saat ini banyak wali murid yang masih memantau situasi terkini Covid-19 dan ingin melihat terlebih dahulu bagaimana jalannya PTM terbatas.
“Saya kira nanti ketika anak-anak yang lain sudah belajar dan mereka merasa nyaman dan aman, saya kira nanti mereka akan menyusul atau menyetujui anaknya megikuti PTM,” jelasnya.
Supomo menambahkan, PTM terbatas akan dilakukan secara bertahap mulai Senin 6 September 2021. Sesuai arahan Walikota Surabaya Eri Cahyadi, PTM digelar dengan protokol kesehatan yang ketat dan kapasitas maksimal ruang kelas pun hanya 25 persen. “Tadi Pak Wali sampaikan masing-masing ruangan kapasitasnya 25 persen dulu sembari melihat perkembangan pandemi Covid-19,” jelasnya.
Meski begitu, asesmen terhadap sekolah dalam memastikan kesiapan PTM masih terus dilakukan oleh pemkot. Bahkan, ia juga membentuk banyak tim agar proses asesmen dapat terselesaikan dengan cepat.
Selain itu, Dispendik juga menyiapkan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 yang terdiri dari guru dan tenaga kependidikan di setiap sekolah. Rencananya, ia juga akan melibatkan murid sebagai Satgas Covid-19. Sebab, keikutsertaan murid itu dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang cara mencegah persebaran Covid-19 kepada murid lainnya.
“Semoga dengan keterlibatan murid ini mereka bisa mengkomunikasikan dengan teman-temannya terkait pencegahan penyebaran Covid-19, karena mereka memiliki bahasa pergaulan yang sama. Jadi, memudahkan kita menyampaikan pesan kepada mereka agar taat protokol kesehatan,” pungkas Supomo.