Jelang PTM, Ini Persiapan Sekolah di Surabaya
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Senin 6 September 2021. Digelarnya PTM ini tak lain karena kondisi penyebaran virus corona atau Covid-19 sudah jauh membaik berdasar asesmen level yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
Persiapan pun sudah dilakukan oleh setiap sekolah yang mendapat asesmen dari Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya dan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya.
Salah satunya yang dilakukan oleh SMPN 3 Surabaya yang telah menyiapkan berbagai hal. Terutama menyiapkan sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan.
Kepala SMPN 3 Surabaya, Sukarjo, mengatakan dalam pelaksanaan PTM besok jumlah siswa yang masuk hanya 15 persen dan hanya untuk siswa kelas 9.
“Sementara untuk tahap pertama kita buka kapasitas 15 persen untuk kelas 9 dulu, karena secara usia lebih dewasa dan satu semester lalu pernah masuk. Nanti akan kita evaluasi, kalau aman baru bertahap kelas 8 dan kelas 7 masuk,” kata Sukarjo.
Untuk teknis masuk sekolah sendiri, jelas Sukarjo, pihaknya telah menyiapkan prokes seperti setiap murid dan wali murid yang mengantar akan dilakukan pengecekan suhu tubuh di depan sekolah, berikutnya murid masuk melalui jalur masuk, kemudian mencuci tangan sebelum masuk sekolah, setelah itu menduduki bangku yang sudah diatur berjarak.
Selain itu, selama di sekolah seluruh murid dan tenaga pendidik harus menggunakan masker, dan selama pelajaran tidak ada jam istirahat. Apabila siswa meminta izin ke toilet maka akan diantar oleh petugas atau guru dan di toilet nanti ada petugas yang akan membantu membuka pintu agar tidak dipegang bergantian.
“Semua titik akan disemprot disinfektan sebelum anak-anak masuk. Kemudian saat pulang mereka harus di kelas menunggu jemputan orang tua. Nanti petugas akan menginfokan kalau orang tua sudah datang maka boleh keluar. Kita antisipasi agar tidak terjadi kerumunan di luar kelas dan keluar melalui jalur khusus,” jelasnya.
Apabila ada murid atau tenaga pendidik yang dinilai terindikasi sakit melalui pengecekan suhu tubuh atau tiba-tiba muncul gejala, maka akan diistirahatkan di unit kesehatan sekolah (UKS), kalau kondisi masih tidak memungkinkan maka akan dibawa ke puskesmas terdekat.
Untuk pembelajaran sendiri, sekolah akan menerapkan blended learning. Ada yang secara langsung, namun yang tidak mendapat izin untuk mengikuti sekolah tatap muka dari wali murid, maka dapat mengikuti secara daring.