Jelang Pilwali Surabaya Internal PDIP Ambyar
Pakar komunikasi politik Universitas Airlangga, Suko Widodo menyebut peta politik di dalam tubuh internal PDI Perjuangan Surabaya jelang pemilihan kepala daerah serentak pada 2020 nanti, ambyar. Ambyarnya PDI Perjuangan, dikarenakan adanya tiga magnet kekuasaan yang sama-sama ingin maju di pemilihan Wali Kota Surabaya pada September 2020 mendatang.
"Ada Faksi Bambang D.H, ada Whisnu Sakti Buana dan Tri Rismaharini. Itu baru yang terlihat. Belum lagi yang masih tak terhitung itu sudah terlihat menonjolkan calonnya masing-masing," ucap Suko di Gedung Negara Grahadi, Kamis 26 Desember 2019.
Suko menilai, PDI Perjuangan harus berkoalisi di pemilihan Wali Kota Surabaya nanti, demi mengamankan kursi wali kota. Karena jika tak berkoalisasi bisa-bisa, PDI akan menjadi musuh bersama bagi koalisi lain.
"Ya peta PDI ambyar, konflik internal tinggi. Kalau sendiri maju bahaya, yang lain bisa koalisi dan kemungkinan PDI untuk kalah sangat terbuka. Jadi jangan jumawa meski bisa berdiri sendiri," kata Suko.
Ia belum bisa memprediksi akan ada berapa bakal calon wali kota yang akan bertarung di pemilihan Wali Kota Surabaya 2020 mendatang. Akan tetapi, peluang terjadinya pertarungan head to head antara PDI Perjuangan dengan koalisi lain, sangat terbuka.
"PDI 15 kursi, mereka bisa usung sendiri, tapi alangkah lebih aman buat mereka bila berkoalisi," jelasnya.
Suko juga tidak yakin, bila keputusan Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri, dapat dipatuhi oleh seluruh kader partai berlambang banteng tersebut, khususnya di Surabaya.
Hal itu dikarenakan, sampai sekarang, di internal masih menunjukkan persaingan dan saling berjalan sendiri-sendiri.
"Mungkin bisa bersama, asal kepentingannya terakomodasi. Tapi balik lagi, keputusan pilkada ada di Jakarta. Semua komunikasi terjadinya di Jakarta, kita tinggal tunggu tanggal pengumumannya saja," ujar Suko.
Ihwal rekom PDI Perjuangan untuk bakal calon wali kota yang akan diusung di pemilihan Wali Kota Surabaya 2020 mendatang, Suko mengaku tidak bisa memprediksi.
"Rekomendasi PDI akan diberikan kepada siapa, saya tak tahu. Saya masih blank yang tahu hanya Bu Mega dan Allah SWT. Yang jelas belum ada kandidat yang kuat untuk menang di Surabaya," pungkasnya.