Maju Kotane-Makmur Wargane jadi Kunci Sukses Machfud-Mujiaman
Menjelang begulirnya Pilwali Surabaya yang akan digelar pada 9 Desember mendatang, pengamat politik Universitas Airlangga, Kacung Marijan menilai, pasangan calon Machfud Arifin dan Mujiaman memiliki kesiapan yang baik. Salah satu kunci kemenangan, menurut Kacung, ada pada gagasan “Maju Kotane, Makmur Wargane”.
Menurutnya, MA sapaan akrab Machfud Arifin-Mujiaman memiliki potensi besar untuk bisa berbicara banyak di Pilwali Surabaya mendatang. Sebab paslon tersebut disokong oleh delapan partai politik yang memiliki suara lumayan di Pileg 2019 lalu dan mayoritas kursi di DPRD Kota Surabaya. Delapan partai itu adalah Golkar, PKB, PKS, Gerindra, PAN, Nasdem, PPP, dan Demokrat. Total ada 31 kursi di parlemen. Jumlah perolehan suaranya mencapai 853.443 suara.
“Potensinya besar sekali. Apalagi ada kekuatan relawan di berbagai kelompok. Ini kalau dimanfaatkan secara baik oleh tim internalnya dan dipakai mengepung sampai hari pemilihan di 9 Desember nanti, MA-Mujiaman memiliki potensi untuk menang,” kata Kacung.
Tak hanya terkait dengan pendukung di variabel parpol, Kacung menilai, MA-Mujiaman bisa memikat hati warga Surabaya jika benar-benar bisa menyampaikan visi-misinya secara jelas. Terlebih menurutnya, tak sedikit pemilih rasional yang ingin Surabaya lebih baik dan ingin berpaling dari kepemimpinan Tri Rismaharini.
“Sangat besar peluangnya apabila kalau mereka bisa berhasil mendetilkan gagasan dan motto 'Maju Kotane, Makmur Wargane' untuk mempengaruhi pemilih rasional yang menginginkan Surabaya lebih baik,” katanya.
Meski begitu, Kacung Marijan mengaku masih banyak catatan, tantangan, dan kelemahan yang harus diselesaikan oleh MA-Mujiaman. Pertama, mengenai komunikasi internal koalisi delapan partai tersebut. Sebab jika salah mengambil keputusan sedikit, bisa saja ada partai yang memilih untuk ogah-ogahan mendukung.
Selain itu, tantangan berat yang harus dihadapi oleh MA-Mujiaman dan timnya adalah terkait dengan kekuatan besar yang dimiliki oleh PDI Perjuangan dengan calonnya Eri Cahyadi-Armuji. Menurutnya, kekuatan PDIP, PSI, dan Eri-Armuji tak boleh diremehkan. Terlebih Eri dikenal penerus Risma, sedangkan saat ini masih banyak warga Surabaya yang senang dengan kinerja Risma membangun Surabaya.
“Mereka juga memiliki tantangan inernal, yakni terus melakukan konsolidasi ke pendukung dan relawan yang beragam itu. Tantangan eksternalnya jelas terkait dengan kekuatan lawan yang juga besar. Ya sekarang tergantung bagaimana MA-Mujiaman bisa mengendalikan plus minus itu,” katanya.