3 Indikator Potensi Konflik Jelang Pilkades 2019 di Lamongan
Dalam rangka pengamanan jelang pesta demokrasi Pilkades serentak di Lamongan pada 15 September mendatang, aparat kepolisian setempat mulai memetakan desa-desa yang berpotensi terjadi konflik di beberapa desa di Lamongan.
Untuk pemetaan atau mapping wilayah konflik ini pihaknya sudah menentukan beberapa indikator. Mereka pun sudah mengantongi beberapa indikasi yang bisa menyulut konflik, di antaranya bagaimana sejarah pilkades yang ada di desa tersebut, kemudian rivalitas antar calon kadesnya, dan kades incumbent juga menjadi hal yang patut untuk dipetakan.
"Dari tiga indikator itu, juga ada hal-hal lain yang juga patut untuk kita waspadai, yaitu perjudian, sehingga kita membentuk Satgas Antijudi, untuk mengendus perilaku oknum tersebut," terang Kapolres Lamongan, Feby Hutagalung, Selasa 13 Agustus 2019.
Perjudian kades memang kerapkali terjadi saat Pilkades Lamongan. Untuk itu, Kapolres mengajak masyarakat untuk segera melapor jika ada perilaku perjudian pada Pilkades 2019 di daerah Lamongan.
"Perjudian kades bisa menyulut konflik dan kondusifitas keamanan, kami sudah instruksikan ke Satreskrim sebagai leading sector-nya, dengan melibatkan masyarakat untuk memberikan informasi kepada kita," imbuhnya.
Selain itu, pihaknya berupaya melakukan upaya pencegahan salah satunya dengan mengajak para kandidat yang maju dalam pilkades mendeklarasikan pemilihan damai dan aman.
"Kami kemarin sudah berbicara dengan Pak Bupati, responnya positif. Untuk diterapkan ke semua desa mungkin setelah 17 Agustus ini, Pemkab yang akan memfasilitasi deklarasi pilkades damai kedepannya," imbuhnya.
Sementara itu secara terpisah, Kasat Reskrim Polres Lamongan AKP Wahyu Norman Hidayat mengaku, Satgas Perjudian Pilkades sudah memetakan orang-orang yang patut dicurigai.
"Satgas Antijudi akan mewaspadai, tidak hanya pelaku judi pilkades dari dalam kota saja, tapi juga pelaku-pelaku dari luar kota Lamongan," terangnya.
Seperti diketahui, Pemilihan kepala desa (pilkades) serentak yang akan berlangsung pada September 2019, akan diikuti sebanyak 385 desa di Kabupaten Lamongan. Uniknya, terdapat 50 pasangan suami-istri yang maju dalam pendaftaran pencalonan gelombang pertama.
Namun, setelah pendaftaran gelombang ke dua dibuka, jumlah tersebut bertambah menjadi 64 cakades pasutri yang ikut kontestasi Pilkades Lamongan.