Jelang Penghentian Katering, Jemaah Haji Indonesia Berburu Panci
Distribusi katering untuk jemaah haji Indonesia akan dihentikan sementara selama tiga hari yakni 7, 14, dan 15 Zulhijjah. Penghentian sementara ini disebabkan lalu lintas di Makkah sudah padat menjelang pelaksanan puncak haji. Sehingga dapur katering kesulitan untuk mendistribusikan konsumsi kepada para jemaah haji di hotelnya masing-masing.
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyarankan kepada jemaah haji Indonesia untuk membeli makanan di sekitar hotel yang berada di Makkah. Toko-toko penyedia sembako banyak terdapat di Makkah sehingga memudahkan para jemaah haji.
Jemaah haji Indonesia pun terlihat sudah melakukan antisipasi dengan membeli makanan dan juga alat masak. Seperti yang dilakukan tiga jemaah haji asal Kloter BDJ 13 Embarkasi Banjaemaain, Nurainah Arbain, Meri Rahmida, dan Nurliani Ulfah. Ketiganya semangka membeli panci untuk memasak di kamar hotelnya.
"Kebetulan di kamar ada komopor gas, jadi kami beli panci untuk persiapan memasak besok (Minggu, red) ada penghentian sementara konsumsi," ujar Meri Rahmida.
Menurutnya, ia bersama dua teman sekamarnya akan memasak nasi dan lauk pauk. Dari Indonesia, mereka telah membawa beras, ikan kerapu, dan ikan asin. "Beras dan lauk pauknya kita bawa dari Indonesia," ungkapnya.
Meri menambahkan, ia membeli panci sekitar Rp 180 ribu. Panci tersebut hanya sementara saja digunakan selagi katering berhenti dan tidak akan dibawa ke Indonesia. "Nanti akan dihibahkan saja," terangnya.
Sebelumnya, Direktur Bina Haji, Arsad Hidayat menjelaskan, penghentian pemberian jatah konsumsi bagi jemaah haji Indonesia tersebut karena masalah kesulitan distribusi. Pasalnya, mulai 5 Zulhijjah Kota Makkah sudah dipadati oleh jemaah haji seluruh dunia yang akan menunaikan puncak haji.
"Mulai 5 Zulhijjah yang diperkirakan jatuh pada 23 Juni, Kota Mekah sudah sangat padat oleh jemaah haji. Akibatnya kendaraan angkutan sulit bergerak dan bila dipaksakan masuk akan menimbulkan kemacetan panjang. Jarak dekat pun akan memerlukan waktu tempuh yang cukup lama," ujarnya.
Kondisi tersebut memiliki potensi keterlambatan distribusi konsumsi kepada jemaah haji Indonesia. Karena itu, maka pihaknya memutuskan untuk menghentikan distribusi konsumsi.
"Sementara selama proses haji di Armuzna, jemaah akan kembali mendapatkan layanan lebih katering, yakni tiga kali sehari. Total, ada 16 kali porsi makan yang disiapkan untuk jemaah di Armuzna," katanya.
Disebutkan, jatah tiga kali makan tersebut meliputi makan pagi, siang, dan malam. "Selain itu, ada tambahan-tambahan penguat, support, bagi jemaah haji berupa buah-buahan dan lainnya," terangnya.
Untuk mengantisipasi penghentian distribusi konsumsi ini, maka jemaah haji diimbau untuk membeli makanan untuk persediaan. Jemaah bisa membeli stok makanan tersebut yang bisa diperoleh di sekitar hotel.
"Untuk mempersiapkan kondisi tersebut, jemaah haji Indonesia bisa membeli makanan di toko-toko yang banyak tersebar di sekitar hotel di Makkah. Dengan demikian, jemaah haji tetap bisa mengantisipasi sejak awal," tambahnya.