Jelang Pemilu 2024, Pagar Nusa Fokus Jadi Benteng NU dan Bangsa
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa M. Nabil Haroen mengungkapkan bahwa tugas para kader organisasi para pendekar di tahun politik ini tidak mudah. Namun menjadi kontribusi penting untuk mengawal Indonesia.
Menurutnya, Pagar Nusa didirikan sebagai Pagarnya NU dan Bangsa, dan menjadi tugas utama para pendekar untuk siap di setiap kondisi dan dinamika bangsa.
Hal ini disampaikan Nabil Haroen sebagai refleksi Harlah ke-38 Pagar Nusa, pada 3 Januari 2024 ini.
“Menjelang Pemilu 2024, Pagar Nusa akan menjalani peran untuk menjadi bagian integral Pagarnya NU dan Bangsa. Pada tahun ini, tentu tidak mudah dan penuh dinamika, maka kami mengambil peran sesuai dengan amanah dari para sesepuh dan kiai pendiri organisasi ini, bahwa Pagar Nusa itu menjadi Pagarnya NU dan Bangsa.
Kader-kader di Kawasan Asia Tenggara
"Ini peran penting yang dilakukan kader-kader Pagar Nusa di berbagai kawasan di Indonesia, juga di 6 kepengurusan PCI Pagar Nusa di Jepang, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan dan Mesir,” ungkap Nabil Haroen.
Menurutnya, Pagar Nusa merupakan organisasi yang didirikan oleh para kiai, pendekar dan juga kader santri untuk menjadi benteng Nahdlatul Ulama.
“Pagar Nusa memang secara organisasi berdiri pada 3 Januari 1986 lalu di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Namun, secara gerakan, Pagar Nusa dan tradisi pencak silat telah menjadi bagian dari integral tradisi pesantren selama ratusan tahun.
"Para kiai zaman dahulu, mendidik santri mengaji, tirakat juga melatih bela diri dengan Teknik-teknik pencak silat. Jadi, dari sisi jiwa, raga dan pikiran semuanya terasah, menjadi satu kesatuan,” ungkapnya.
Nabil Haroen mengungkapkan, Pagar Nusa mendukung penguatan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang berdaya dan digdaya.
“Jika Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf sekarang ini mendorong agar Nahdlatul Ulama menjadi organisasi yang digdaya, Pagar Nusa menjadi kekuatan penting—bersama-sama yang lain—untuk mentransformasi organisasi ini dalam dimensi mental, spiritual, fisik dan juga pikiran.
"Jadi, digdaya pada beberapa aspek yang saling melengkapi,” ungkap Nabil Haroen, yang juga Wakil Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Nabil Haroen mengungkapkan bahwa saat ini, Pagar Nusa sedang fokus pada tiga aspek utama dalam organisasi.
“Kami sedang fokus pada tiga hal. Pertama, aspek pendekar dan kader. Jadi kami terus melatih pendekar-pendekar Pagar Nusa dengan pelbagai jenjang pelatihan yang berjalan secara regular.
"Ini 'kan tiap pekan ada pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan dari tingkat wilayah, cabang hingga ranting. Kami sedang mengkonsolidasi pelatihan ini agar menjadi satu kesatuan dan komando, hingga mencetak kader-kader Pagar Nusa yang berprestasi dan berkhidmat,” terang Nabil.
Kemudian, ia menyambung, “aspek Kedua, aspek organisasi dan pemberdayaan. Kami sedang menata organisasi dengan mendorong penguatan administrasi organisasi, sistem e-KTA hingga peningkatan kualitas sumber daya dengan pemberdayaan serta pelatihan terkait.
"Selain itu, kami juga bekerjasama dengan beberapa pihak untuk beasiswa prestasi bagi para kader Pagar Nusa,” jelas alumni Pesantren Lirboyo Kediri ini.
Lebih lanjut, Nabil Haroen menegaskan bahwa aspek berikutnya yakni Khidmah organisasi.
“Kemudian, yang Ketiga, aspek Khidmah organisasi. Dari jutaan kader Pagar Nusa, kami sedang menyiapkan skema agar pelayanan dan Khidmah organisasi ini tersambung dengan program-program strategis Nahdlatul Ulama. Di antaranya, pelbagai pelatihan kepemimpinan, GKMNU dan beberapa program terkait.
"Jadi, Pagar Nusa yang berada di basis, menjadi tulang punggung untuk membantu suksesnya program-program Nahdlatul Ulama untuk pelayanan dan Khidmah. Selamat hari lahir ke-38 Pagar Nusa, mari bersama-sama Khidmah untuk umat dan mengawal Indonesia tercinta,” terangnya.
Pada momentum Harlah Pagar Nusa ini, Nabil Haroen berpesan bahwa ujung dari pengkaderan dan pelatihan dari organisasi yakni Khidmah untuk ummat dan mengawal bangsa Indonesia, sebagaimana tugas Pagarnya NU dan Bangsa.