Jelang Nataru, Terminal Bayuangga Masih Sepi Penumpang
Beberapa hari menjelang libur Natal dan tahun baru (Nataru), penumpang bus di Terminal Bayuangga Kota Probolinggo seperti hari-hari biasa. Belum terlihat adanya peningkatan jumlah penumpang di terminal tipe B, yang kini dioperasikan pemerintah pusat itu.
“Sekarang masih landai-landai alias belum ada peningkatan jumlah penumpang. Diprediksi peningkatan penumpang mulai terjadi pada Sabtu, 23 Desember mendatang,” kata Kepala Terminal Bayuangga, Budi Harjo, Rabu, 20 Desember 2023.
Peningkatan jumlah penumpang itu karena bertepatan dengan permulaan libur sekolah. Selain itu juga terkait laju penumpang yang hendak pulang ke rumahnya untuk merayakan Hari Natal.
“Memang lonjakan penumpang libur Nataru tidak sebanyak libur Hari Raya Idul Fitri. Tetapi jika dibandingkan dengan saat libur Nataru tahun lalu yang masih dalam suasana Covid-19, libur Nataru tahun ini jumlah penumpang diprediksi lebih banyak,” kata Budi.
Menurutnya, libur Nataru ini lebih banyak digunakan untuk liburan ke tempat wisata daripada untuk mudik. Sehingga seperti libur Nataru tahun lalu, bus-bus dengan tujuan kota tempat wisata yang paling banyak penumpangnya.
Terkait kelaikan bus dan keselamatan penumpang selama perjalanan, pihak Terminal Bayuangga telah melakukan ramp check secara berkala terhadap bus-bus yang memasuki Terminal Bayuanga. Pengecekan dilakukan sejak akhir November lalu hingga 3 Desember mendatang.
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, pihak terminal telah menyiapkan armada bus tambahan. “Kami telah berkoordinasi dengan sejumlah perusahaan otobus (PO) di Kota Probolingo," kata Budi.
Sementara itu Zakka Lazuardi, mahasiswa asal Kota Probolinggo yang kuliah di Yogyakarta mengaku, memang berencana mudik. “Mumpung liburan Panjang mulai akhir Desember, ya saya pulang karena kangen keluarga,” katanya.
Namun sebagian warga Probolinggo di perantauan lebih memilih moda trasportasi kereta api. “Saya sudah biasa naik kereta api saat pulang kampung atau berangkat untuk bersekolah ke luar kota yang jaraknya lebih dari 100 kilometer, lebih nyaman,” kata Abyan Zain, warga Jalan Letjen Sutoyo, Kota Probolinggo.
Advertisement