Jelang Natal, Pedagang Suvenir di Poh Sarang Sepi Pembeli
Jelang perayaan Natal sejumlah pedagang suvenir di lokasi wisata religi Gua Maria Lordes Desa Poh Sarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengaku sepi pembeli. Kondisi ini dialami semenjak pandemi Covid-19.
Virus Corona membuat para pengunjung Poh Sarang berkurang mengingat sempat ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pihak pengelola juga sempat menutup sementara lokasi wisata.
Kini, Poh Sarang telah dibuka kembali tetapi hal ini tak berpengaruh terhadap pendapatan para pedagang suvenir. "Kalau dulu sebelum pandemi Corona, banyak pengunjung yang datang dari luar kota. Ini karena pandemi pengunjung yang datang belum banyak. Dulu pengunjung yang datang paling banyak dari Surabaya, Malang, Banyuwangi," terang Lucia Amini, penjaga toko Ana Souvenir.
Saat Ngopibareng.id memasuki toko, tampak beraneka ragam kebutuhan kerohanian antara lain lilin putih, kaos, patung salib dan lain sebagainya. Pernak-pernik tersebut merupakan produksi lokal, luar daerah hingga mancanegara.
"Kalau salib kecil dapatnya dari Surabaya, tapi buatan asli Italia. Harganya Rp100 ribu. Kalau buatan lokal seperti rosario, ini bikinan kita sendiri. Kalau paling murah rosario kita jual Rp10 ribu, paling mahal kisaran Rp65-85 ribu," jelas Lucia Amini.
Toko ini juga menjual salib dari pahatan kayu. Proses pembuatannya cukup lama membuat harganya dibanderol berdasarkan ukuran. "Tergantung (ukuran) besar-kecilnya, paling murah Rp225 ribu sampai Rp5 jutaan," terangnya.
Lilin untuk Sembahyangan Paling Laris
Lucia Amini menyebut dagangan sebanyak 100 item di tokonya, yang paling laku adalah lilin. Benda putih bersumbu ini dibutuhkan para pengunjung yang hendak bersembahyang di dalam Gua Maria Lordes. Kebanyakan pengunjung dari luar kota yang datang tujuannya untuk berdoa sekaligus berwisata religi.
"Yang dibeli kebanyakan lilin dan tempat air. Lilin digunakan untuk berdoa. Lilin kita jual bervariasi antara lima ribu sampai sepuluh ribu rupiah. Ada lilin berukuran besar-besar harganya Rp45 ribu, bahkan ada yang lebih mahal lagi," ujarnya.
Sementara itu, Ana si pemilik toko curhat masalah omset. Biasanya, kata Ana, tokonya bisa "panen" di hari Minggu, waktunya para wisatawan berkunjung ke lokasi wisata sekaligus berdoa. Meski dia harus bersaing dengan 9 toko lainnya, omsetnya bisa mendapat jutaan rupiah.
"Dulu sebelum ada Corona, kita bisa andalkan omset penjualan di hari Minggu, Kalau saat ini nggak bisa. Suasanya sepi, tidak kayak dulu lagi," akunya.
Seperti diberitakan Ngopibareng.id sebelumnya, lokasi wisata religi Gua Maria Poh Sarang kembali dibuka pengelola pada 1 Oktober 2020 lalu, dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat. Meski statusnya sudah dibuka untuk umum, gua ini menerapkan aturan pengunjung yang boleh masuk hanya yang berusia antara usia 11-60 tahun.
Jumlah jemaat yang diizinkan masuk dibatasi hanya 100 orang per hari. Pengunjung yang dari luar daerah diwajibkan untuk membawa rekomendasi surat sehat. Meski sudah dibuka namun ada beberapa titik lokasi yang berada di dalam masih ditutup, tidak boleh untuk dikunjung beberapa waktu lalu. Di antaranya Jalan Salib, Pondok Rosario, Bukit Tabor dan Pendopo Emaus.
Bagi pengunjung yang hendak berziarah ke makam para uskup, dibatasi diberi waktu 90 menit berada di dalam. Karena masih dalam kondisi pandemi, para pengunjung diwajibkan untuk memakai masker dan membawa hand sanitizer.
Pihak pengelola juga telah menyediakan sejumlah tempat untuk cuci tangan. Semenjak dibuka tiga hari lalu, jumlah pengunjung yang datang belum begitu banyak. Pengunjung yang datang itu, kebanyakan berasal dari sekitar Kediri.
Lokasi Gua Maria Poh Sarang terletak di lereng kaki Gunung Wilis. Berada di ketinggian 400 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara yang sejuk. Goa ini terletak sekitar 10 kilometer arah barat daya Kota Kediri.
Gua Maria lokasinya berada di dalam. Selain itu di sini juga terdapat tempat peribadatan gereja yang didesain perpaduan keraton Jawa dan Eropa. Di bagian dalam juga terdapat patung atau miniatur Jalan Salib.
Biasanya tempat wisata ini ramai dikunjungi pesepeda (goweser) di hari Minggu karena rutenya yang menantang. Rute jalan yang menanjak menguji andrenalin mereka, untuk sampai ke atas. Rasa lelah itu terbayar seketika saat sampai di tujuan.
Hawanya yang sejuk serta pemandangannya yang bagus banyak dimanfaatkan oleh para pesepeda untuk berfoto. Jadi tak heran jika lokasi ini menjadi tempat favorit bagi para pesepeda.