Jelang Natal, Banser Siap Amankan Gereja di Malang
Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Kabupaten Malang bakal menyebar personelnya untuk mengamankan ibadah Natal di gereja-gereja, Kabupaten Malang.
"Jumlahnya saya belum bisa memastikan. Biasanya satu peleton 30 sampai 50 personel akan kami kerahkan untuk menjaga kondusifitas Natal di gereja-gereja Kabupaten Malang," ujar Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Malang, Husnul Hakim, pada Senin 23 Desember 2019.
Dalam mengamankan gereja-gereja yang ada di Kabupaten Malang, Husnul mengatakan, Banser dalam proses kerjanya akan ikut dengan Polres Malang.
"Seperti kalau ada gereja di Pagelaran yang mengadakan ibadah. Pasti Banser Kecamatan Pagelaran itu diajak dan ikut mengamankan," tuturnya.
Untuk pembekalan pasukan Banser sendiri, kata Husnul, tidak ada pemebekalan khsusus untuk menjaga gereja dalam malam atau hari Natal tanggal 24 dan 25 Desember besok.
"Nggak ada persiapan khusus, kami ikut persiapan Polres saja. Personel kami sudah siap. Pendekatannya nanti saling menghormati saja. Kami sudah terbiasa dengan toleransi umat beragama ini, biasanya pemuda gereja juga melakukan hal yang sama saat hari raya Idul Fitri," terangnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kemungkinan ancaman teror itu mungkin bisa saja terjadi saat malam Natal. Namun, Husnul sudah mewanti-wanti agar personel Banser tidak gegabah jika ada indikasi aksi teror.
"Aksi teror memang patut diwaspadai, tapi prosedur kami ikut polisi. Saya pastikan banser tidak akan melakukan tindakan sewenang-wenang karena kami sifatnya membantu penjagaan Natal saja," tuturnya.
Seperti diberitakan Ngopibareng.id sebelumnya Ketua PWNU Jatim, KH, Marzuki Mustamar menegaskan bahwa Banser di Jawa Timur akan siap menjaga keamanan dan gereja jika memang ada permintaan.
"Siapapun berkewajiban menjaga keamanan negara, termasuk Banser. Banser siap, jika memang diminta," katanya pada Sabtu 21 Desember 2019.
Menurut Marzuki, Indonesia adalah rumah bersama. Oleh karena itu, ketika ada kekacauan di rumah tersebut, seluruh penghuni rumah akan merasakan dampaknya.
"Sebagai sesama manusia, sesama warga bangsa, apapun suku etnis dan agamanya ayo bareng-bareng menjaga kerukunan dan perdamaian. Semua harus bareng-bareng kompak menjaga keamanan negara," katanya.
Lebih lanjut, pengasuh Ponpes Sabillurrosyad Gasek Kota Malang ini menjelaskan, bahwa Undang-Undang juga telah menjamin kebebasan beragama dan beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
"Oleh karena itu, jika ada pemeluk agama lain tidak mau bergabung beribadah dengan kita, jangan dituduh kelompok itu tidak cinta persatuan dan kesatuan, tidak mau kerukunan dan lantas menghalanginya untuk beribadah. Itu tidak boleh," katanya.